Intens Aksi Peduli, Pertani HKTI Jatim Bangun Spirit Resiliensi Anak-anak Korban Semeru

Intens Aksi Peduli, Pertani HKTI Jatim Bangun Spirit Resiliensi Anak-anak Korban Semeru

Surabaya, memorandum.co.id - Seperti diketahui, organisasi Perempuan Tani (Pertani) HKTI sering melakukan aksi sosial di tengah masyarakat. Jika sebelumnya intens melakukan penguatan spirit agraris di berbagai Kabupaten Kota Jatim, kali ini Pertani HKTI hadir membangun pentingnya spirit resiliensi terhadap anak-anak korban letusan Gunung Semeru. Hal tersebut dijelaskan Lia Istifhama, Ketua Pertani HKTI Jatim. Aktivis yang sebelumnya pernah meneliti tentang resiliensi korban pelecehan seksual di Kota Surabaya ini menjelaskan, bahwa resiliensi penting dimiliki oleh semua orang, terutama yang saat ini menjadi korban erupsi Semeru Lumajang. “Untuk kali kedua, Pertani HKTI hadir di Lumajang bersama elemen relawan lainnya, di antaranya adalah Relawan Bolo Doni (Akhmad Luthfy Ramadhani) dari Mojokerto. Tujuan kami yaitu bergandengan tangan dengan banyak pihak untuk menebar kepedulian satu sama lain," terangnya, Minggu (12/12/2021). Ditegaskannya, bahwa kepedulian bukan semata memberikan bantuan materiil, melainkan moril. “Penting bagi kita semua, agar saling menguatkan aspek moril para saudara kita yang sedang kesusahan. Termasuk di antaranya adalah saudara di Lumajang yang saat ini masih mengungsi akibat musibah erupsi Semeru. Penguatan tersebut adalah bagaimana kita menumbuhkan spirit resiliensi melalui fase trauma healing," papar Ning Lia, sapaan lekatnya. Ning Lia pun mengutip konsep resiliensi yang menurutnya penting diketahui. “Menurut Grotberg, resiliensi adalah kemampuan manusia untuk menghadapi, mengatasi, dan menjadi kuat atas kesulitan yang dialaminya. Berdasarkan penelitian yang pernah saya lakukan, resiliensi atau semangat bangkit, sangat didukung dengan pendekatan agama," jelasnya. Ning Lia yang juga Sekretaris MUI Jatim ini kemudian menjelaskan pendekatan agama Islam, yaitu pesan motivasi yang dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 286. "Bahwa ‘Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya’, dan Al-Insyirah Ayat 5 yang menyebutkan bahwa pasti ‘ada kemudahan atau solusi dalam setiap kesulitan’," ungkapnya. Ning Lia pun mencontohkan bentuk nyata penguatan resiliensi yang dilakukannya dengan tim saat berkunjung ke pengungsi. Di antaranya adalah mengajak anak-anak korban erupsi Semeru bercerita dan bercanda. Sedangkan khusus anak-anak, mereka menciptakan suasana agar anak-anak tetap ceria melalui beragam permainan yang menstimulus aspek kognitif mereka yakni, melantunkan doa bersama-sama, berhitung, bernyanyi, dan berani menyampaikan pendapat. (mg3/fer)

Sumber: