Janda Bakar Diri adalah Sosok Perempuan Pendiam

Janda Bakar Diri adalah Sosok Perempuan Pendiam

Sidoarjo, memorandum.co.id - Hanum Khusmanulia (35),  yang  membakar diri hidup-hidup yang akhirnya meninggal dunia adalah sosok wanita pendiam. Sekretaris Kelurahan Porong, M Tosim, membenarkan  meninggalnya wanita yang membakar dirinya di rumah kontrakan milik ketua RW 2 tersebut. Hanum meninggal setelah sempat di rawat di rumah sakit dan jenazanya dimakamkan di tempat pemakaman umum Kelurahan Juwetkenongo, Kecamatan Porong. "Ia dimakamkan di makam umum Juwet, karena orang tuanya di sana," ujar Tosim. Selain itu, Menurut Tosim, wanita yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang jahit itu juga dikenal sebagai sosok yang pendiam. Namun siapa sangka, dibalik sifatnya yang pendiam, wanita yang bercerai dengan suaminya sekitar 4 tahun itu diduga memiliki depresi yang kuat, sehingga sampai nekat mengakhiri jalan hidupnya. "Diduga depresi dengan tekanan hidup, lalu membakar diri," kata dia. Sementara menurut ibu kandung korban, Solikhah (63) di rumah duka (kontrakan) menceritakan, sejak perceraiannya 4 tahun silam, almarhum Hanum Khusmanulia dengan suaminnya Nuryanto, pindah rumah dari Desa Gelang, Kecamatan Tulangan dan kontrak di Lingkungan Kelurahan Porong. Sebelum kejadian itu, Ia bersama Ely Yulita berada di depan rumah. Mendapati korban keluar, dan pamit membeli pembalut wanita (softek) serta air mineral. "Nah, saat posisi saya di dalam rumah, korban ini tidak lama datang dengan membawa bungkusan kresek warna hitam. Langsung mengusir untuk keluar rumah dan mengunci pintu dari dalam," katanya. Setelah itu beberapa menit dari luar rumah, terlihat kepulan asap dan api yang sudah membesar. Dan terdengar suara teriakan meminta tolong. Warga berdatangan dan mendobrak pintu depan, dan berhasil membukanya. Sementara Ketua RW 02, Kelurahan Porong, Said, menjelaskan, pada Jumat 3 Desember 2021, korban ini keluar dan beberapa hari tidak pulang ke rumah. Kemudian ibu korban melaporkan, dan dikhawatirkan bertemu dengan mantan suaminya karena sudah cerai 4 tahun yang lalu. "Ternyata setelah dilakukan pencarian, korban tersebut berada di Masjid Fudholla Gedang, Porong. Memang saat itu ditanya korban ini mengaku orang Sidoarjo, dan diantar pulang oleh rekan-rekan yang berada di masjid namun tidak ditemukan alamatnya," terang Said. Kemudian handpone miliknya berdering, kata Said mendapatkan kabar bahwa korban sudah ditemukan. Dari Tulangan dengan mengendarai motor menuju ke arah masjid.  Setibanya di area masjid, korban ini dibujuk dan diajak pulang tetapi tidak mau malah lari ke kamar mandi. "Setelah dibujuk sampai beberapa jam, akhirnya korban mau pulang ke rumah kontrakan," jelas Said. Diakui Said, pada Selasa Tanggal 07 Desember 2021 pagi, pihaknya sudah janjian dengan pihak kecamatan. Sesuai rencana sekitar pukul 08.00  akan mengantar korban, untuk berobat ke Pondok Pesantren Mojokerto. Akan tetapi ketika saat berada di kantor kecamatan, mendapatkan kabar dari Ely Yulita bahwa korban ini keluar. "Beberapa menit korban kembali lagi kerumah, dengan membawa bungkusan kresek," paparnya. Saat berkoordinasi dengan pihak petugas Kecamatan Porong, mendapatkan kabar bahwa rumahnya korban terbakar. Setelah itu, langsung pulang dan bersama warga yang lain melakukan pendobrakan pintu depan serta dilakukan penyiraman. "Kondisi korban mulai dari tubuh, rambut, wajah sudah terbakar. Saya kira korban ini, mengalami depresi mas," katanya. "Korban ini dibawa ke RS. Bhayangkara Pusdik Gasum Porong, dan dirujuk ke RSUD Sidoarjo. Sekitar pukul 12.30 WIB, korban meninggal dunia dan dimakamkan diarea pemakaman Kelurahan JuwetKenongo, Porong sesuai permintaan dari keluarga almarhum," pungkasnya.(bwo/jok)

Sumber: