Kawasan RW 05 Wonorejo Jadi Langganan Banjir

Kawasan RW 05 Wonorejo Jadi Langganan Banjir

Surabaya, memorandum.co.id - Warga RW 05, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, mengeluhkan saluran perkampungan yang buntu. Imbasnya, akibat dari penutupan saluran secara permanen itu membuat lima RT di RW 05 menjadi langganan banjir. Sebab, lokasi yang tidak dapat dibersihkan sehingga kotoran dan lumpur buntu. Bahkan, banyak saluran yang terputus. Seperti yang dikatakan Edy Suwarno, Ketua RW 05, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, Minggu (5/12/2021). Pihaknya yang tiap triwulan selalu menggelar kerja bakti massal tidak bisa maksimal dengan banyaknya permasalahan tersebut. "Karena beberapa yang semestinya saluran diberi bak kontrol, agar bisa diangkat dan dibersihkan untuk mengangkat lumpur. Tapi di wilayah saya ini banyak warga yang tidak memberikan bak kontrol dan malah cenderung diaspal," jelas Edy. Tambah Edy, terkait hal itu, pihaknya sudah mengimbau warga dan pemilik usaha agar untuk saluran tidak dipermanen agar bisa dibersihkan. "Tapi oleh warga tidak dihiraukan dan malah dipermanen. Sehingga tidak bisa dikeruk atau mungkin dibersihkan," ujarnya. Lanjutnya, saluran di wilayah RW 5 berkaitan dengan RW lain. Misalnya saluran masuk di wilayah RW lain dan masuk Kedungsari. Untuk yang di Kedungsari ini masih bisa dikerjakan atau dikeruk. "Tapi yang masuk ke Pasar Kembang salurannya buntu. Sampai Pandegiling, flyover tidak ada salurannya sama sekali. Makanya di beberapa kampung termasuk wilayah saya banyak air yang tergenang meski tidak lama," jelasnya. Edy menambahkan, saluran di Pasar Kembang sudah pernah dilaporkan bahkan ditinjau zamannnya Wali Kota Bu Risma (Tri Rismaharini, red) tapi sekarang belum ada penanganannya. "Sudah diajukan akhir 2018 rapat musbangkel tetapi belum ada tindak lanjut," tambah Edy. Edy berharap ada tindaklanjut dari Pemkot Surabaya seperti penanganan di kawasan Setro dan Lebak Jaya yaitu dikeruk secara massal. "Meminta bantuan ke pemkot ada tindak lanjut pengerukan secara massal. Selama ini warga sendiri yang mengeruk, hanya atasnya yang bawah tidak. Seperti di Setro, bangunan yang permanen harus dbongkar dan perlu penanganan pihak terkait," jelasnya. Memang, beberapa waktu lalu di Kampung Malang Tengah sudah dibersihkan oleh PU. "Masih wilayah saya di RT 8 sudah dikeruk empat personel selama tiga hari, hampir 200 sak karung. Tapi masih sedikit," pungkas Edy. Sementara itu, Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Eko Juli Prasetya mengatakan, bahwa warga bisa mengirimkan kembali surat untuk penanganan di sana. "Silakan buat surat lagi," singkat Eko. (x/fer)

Sumber: