Cegah Potensi Rusuh, Polisi Simulasi Penanganan Demo

Cegah Potensi Rusuh, Polisi Simulasi Penanganan Demo

Probolinggo, Memorandum.co.id - Puluhan mahasiswa merangsek masuk dengan berjalan kaki dan mengendarai mobil pick up yang mengangkut keranda ke pintu gerbang Mapolres Probolinggo Kota, di jalan dr Moh Saleh Kota Probolinggo, Kamis (1/12/2021). Mereka mencoba menerobos pintu masuk untuk menyampaikan pendapat guna meminta kepolisian melakukan penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), secara tegas. Demonstrasi yang awalnya berjalan tertib langsung berubah tegang saat beberapa mahasiswa berorasi diatas mobil pick up. Ada juga yang menurunkan keranda, dan dua orang melakukan aksi treatikal mengambarkan pelanggaran HAM. Penurunan keranda disertai aksi treatikal membuat situasi demonstrasi semakin panas. Beberapa personil Dalmas Polres Probolinggo Kota langsung melakukan penetrasi ke kerumunan massa dengan membuat barikade pertahanan Meski pagar ditutup pihak keamanan, tetap tak membuat aksi mereda. Mereka tetap menggelar mimbar bebas di depan pintu masuk. Untuk meredakan suasana yang mulai memanas sekaligus mengakomodir aspirasi pendemo, perwira pengendali yang ditugaskan mencoba berkomunikasi dengan para demonstran. Situasi tersebut bukan aksi demo sungguhan. Namun, hanya simulasi yang dilakukan jajaran Polres Probolinggo Kota untuk mengantisipasi aksi demo. Kapolres Probolinggo Kota AKBP Wadi Sa'bani, melalui Kasi Humas AKP Suharsono mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya latihan penanganan aksi demo. Sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 13 ayat (3), Undang-Undang No. 9 Tahun 1998, bahwa dalam pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum, Polri bertanggung jawab menyelenggarakan pengamanan untuk menjamin kemanan dan ketertiban umum sesuai dengan prosedur yang berlaku. “Simulasi pengamanan penting dilakukan agar jajarannya lebih siap. Karena itulah kami lakukan pelatihan ini agar saat terjadi unjuk rasa betulan, kami sudah siap mengatasinya,"ujar AKP Suharsono. Lebih jauh, Suharsono menjelaskan, simulasi penanganan aksi demo juga difokuskan dalam penggunaan alat-alat penanganan demonstrasi, termasuk dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya, ketika kondisi unjuk rasa mulai mencekam. "Latihan simulasi ini sangat penting, tidak hanya mengingatkan kembali mengenai cara-cara menggunakan peralatan yang ada. Namun, personel di lapangan juga harus bisa lebih siap. Kapan masih dalam kondisi hijau, kuning dan kapan sudah mulai merah," tandasnya. Begitu juga, Suharsono mengingatkan kepada seluruh personelnya agar selalu siap dalam mengantisipasi kerusuhan. (mhd).

Sumber: