Antisipasi Teror Nataru dan Transmisi Covid 19, Polrestabes Surabaya Kerahkan 1.600 Personel
Surabaya, Memorandum.co.id - Polrestabes Surabaya menggelar forum group diskusi (FGD) bersama Pemerintah Kota Surabaya, Korem Bhaskara 084/Bhaskara Jaya dan pimpinan gereja di Gedung Bharadaksa Jalan Sikatan 1, Senin (15/11). Tujuannya, membahas pola pengamanan pelaksanaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Di antaranya ancaman aksi teror dan situasi pandemi covid 19 di Surabaya "Ini catatan penting bagi kami persiapan dari awal untuk memastikan pelaksanaannya Nataru berjalan baik, lancar, dan sehat. Sehingga tidak menjadi transmisi penyebaran covid 19, di Surabaya" kata Kapolrestabes Surabaya, Kombespol Akhmad Yusep Gunawan. Lebih lanjut Yusep menambahkan, pada FGD kali ini pihaknya meminta masukan dari semua pihak, khususnya dari pengurus gereja, pendeta, dan ketua-ketua gereja. Di forum tersebut juga merencanakan bagaimana menentukan pola terkait dengan kesehatan maupun keamanan semaksimal mungkin. Menurut Yusep, proses pengamanan masuk gereja pada waktu ibadah kebaktian saat Natal, setiap umat bila disepakati akan menggunakan fasilitas digital dan undangan yang tercatat akan dilengkapi verifikasi barcode. Artinya memastikan undangan yang diundang adalah orang yang hadir. Hal ini untuk antisipasi potensi-potensi yang tidak diinginkan. TNI-Polri sendiri akan memastikan pola pengamanan benar-benar terjaga pengamanannya di gereja-gereja, khususnya gereja yang sedang melaksanakan perayaan Natal ataupun ibadah kebaktian. Yusep akan mengerahkan sepertiga kekuatan atau sekitar 1600 personel. Ditambah dengan personel dari linmas, elemen masyarakat pemuda Muhammdiyah, dan TNI. "Yaitu kami membuat konsep pengamanan ring atau berlapis. Dan juga melakukan pembatasan dalam PPKM dan mengantisipasi potensi sekat kota maupun di lingkungan gereja," tandas Yusep. Kedepan, pihaknya akan akan melakukan gladi kesiapan untuk pola pengamanan yang telah disepakati bersama. Begitu juga upayakan untuk tahun baru, akan membatasi kerumunan agar tidak terjadi transmisi covid 19. "Kami akan konsepkan pembatasan dan penyekatan, efektifnya seperti apa tanpa mengurangi fasilitas ruang," jelas Yusep. Tidak hanya antipasi teror dan transmisi covod 19, akan tetapi juga pengamanan di tempat wisata. Pembatasannya jelas dilaksanakan melalui proses aplikasi peduli lindungi dan ketaatan masyarakat atas peraturan PPKM yang berlaku. "Intinya bahwa keberlangsungan keamanan covid 19 tergantung disiplin masyarakat, saling mengingatkan, dan bergotong royong untuk memastikan aman dari covid 19 dan gangguan kamtibmas," pungkas Yusep. (rio)
Sumber: