Bantu Buruh Perempuan, PSI Surabaya Usulkan Daycare
Surabaya, memorandum.co.id - Pada rapat pembahasan R-APBD 2022, Ketua Fraksi PSI DPRD Surabaya Tjutjuk Supariono, mengusulkan pengadaan tempat penitipan anak (daycare) untuk membantu buruh perempuan. Tjutjuk melihat banyak buruh perempuan yang terpaksa berhenti kerja setelah melahirkan. Dengan bantuan penitipan anak, diharapkan produktivitas perempuan bisa diperpanjang dan kesejahteraan keluarga bisa meningkat. “Program ini bukanlah hal baru karena sudah menjadi janji wali kota juga saat kampanye. Kami sebagai koalisi membantu mengingatkan dan mensukseskan program yang baik ini," tegasnya, Kamis (04/11/2021). Menurutnya, pada RPJMD 2021-2026 juga sudah termuat rencana program pemenuhan hak anak (PHA). Namun Tjutjuk melihat target yang direncanakan terbilang sedikit. "Tahun 2022 saya lihat targetnya terlalu rendah, hanya dua tempat. Saya berharap bisa diperbanyak dan diprioritaskan untuk buruh perempuan," usul anggota Komisi D DPRD Surabaya ini. Tjutjuk menambahkan, berdasarkan pengamatannya di lapangan, tarif penitipan anak saat ini berkisar dari 500 ribu - 2 juta rupiah. Jika satu penitipan menampung 20 anak, maka biaya penyediaannya sekitar 200-300 juta per lokasi. Artinya dengan anggaran 2 miliar menurutnya sudah bisa membuat 10 titik lokasi penitipan. “Kita uji coba dulu 10 titik, jika efektif kita bisa tambahkan tahun berikutnya. Anggaran 2 miliar ini bisa juga sharing lintas dinas. Misalkan DP5A bagian menyediakan pengasuh, dinkes menyediakan makanan bergizi, dan disnaker/dinsos menyediakan tempat. Bahkan bisa juga kerjasama dengan swasta," paparnya. Sementara itu data tahun 2020, lebih dari 800 ribu warga surabaya berprofesi sebagai pekerja swasta/buruh. Profesi ini merupakan yang tertinggi di Surabaya. Jumlah angkatan kerja perempuan tahun 2020 lebih dari 650 ribu, yang mana 91,63% berpartisipasi aktif dalam bekerja ataupun mencari pekerjaan. “Jumlah partisipasi perempuan dalam angkatan kerja mencapai lebih dari 600 ribu. Penyediaan daycare ini merupakan kebijakan yang sangat baik untuk membantu teman-teman buruh, terutama buruh perempuan. Ibunya bisa tetap produktif, anak-anaknya kita pastikan dapat perawatan dan asupan gizi yang cukup, sehingga kesejahteraan keluarga bisa benar-benar meningkat," tuntasnya. (mg3)
Sumber: