Weton Pasutri Ketemu Pegat (1)

Weton Pasutri Ketemu Pegat (1)

Plokotho Tanggal Lahir

Nawar menyesal tidak berterus terang ke calon mertua soal tanggal kelahirannya, 10 tahun lalu. Ia baru merasakan akibatnya sekarang. Ternyata yang dikatakan mertuanya, sebut saja Jito, terbukti: Nawar tidak pernah hidup bahagia bersama istrinya. “Bapak (mertua, red) memaksa saya meninggalkan anaknya, menceraikan Siti (samaran, red),” kata lulusan perguruan tinggi swasta ini. Kalimat tadi disampaikan Nawar di warung kopi dekat pengadilan agama (PA), Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. “Maksudnya gimana? Saya tidak paham,” kata Memorandum mendengar keluhan Nawar soal kehadirannya di PA. Nawar tersenyum kecut, menyeruput kopinya, sebelum menjawab pertanyaan tadi. Kemudian ia mengawasi Memorandum dan berkata, “Ceritanya panjang. Intinya, sebelum keluarga melamar, saya temui ayah Siti untuk ingin memastikan lamaran saya diterima,” kata Nawar. Dalam pembicaraan itu, Jito menyatakan pada dasarnya tidak menghalang-halangi keinginan anaknya kawin dengan siapa pun. Siapa saja. Kaya-miskin tidak jadi penghalang. Apa pun pekerjaan si calon suami anaknya tidak masalah. Yang penting saling sayang. Mendengar penjelasan tersebut hati Nawar berbunga-bunga. Tampaknya rencana melamar Siti bakal berjalan lancar. Namun di akhir pembicaraan, ternyata si calon menanyakan tanggal lahir Nawar. “Sebab bila hitungannya tidak pas, nasib kalian bisa berantakan,” kata Nawar menirukan ucapan Jito. Mak-deg… dada Nawar berdetak. Untungnya jauh hari sebelum menyatakan akan melamar, Nawar sudah diberi tahu Siti soal ayahnya yang masih kukuh memegang adat budaya Jawa. Jadi, untuk soal yang satu ini, Nawar mempersiapkan betul apa yang harus dia kuasai untuk menghadapi calon mertua. “Saya memelajari weton, neptu, dan hari-hari baik menurut penanggalan Jawa,” kata Nawar. Nawar berharap keinginannya menikahi Siti tidak gagal hanya gara-gara hitungan weton dan neptu. Siti setuju. Mereka lantas umeg menghitung-hitung weton masing-masing dan menjumlahkannya. Dan ternyata zong. Hasil penjumlahan hari lahir mereka ketemu 27 yang berarti pegat. Menurut buku primbon yang mereka baca, pasangan yang penjumlahan hitungan hari lahir ketemu pegat akan menemui banyak masalah. Mulai masalah ekonomi, kekuasaan, perselingkuhan, hingga masalah-masalah pelik masalah lain. “Jujur kami gemetaran. Apakah kami harus mengurungkan rencana nikah hanya gara-gara hitungan weton dan tetek bengek­-nya yang nggak masuk akal itu?” ujar Nawar, yang menambahkan  bahwa Siti sampai berkeringat sekujur tubuh. Siti juga mengaku matanya klemun-klemun mau pingsan. Dalam kondisi demikian, tanpa pikir panjang Nawar menawarkan solusi kepada gadis yang dipacarinya sejak dua tahun menjadi mahasiswa di Surabaya ini. “Kami lantas bersepakat untuk menjadikan hitungan hari kelahiran kami ketemu ratu. Hitungan terbaik menurut primbon,” kata Nawar. Tidak hanya Siti, kedua orang tua dan keluarga Nawar pun sepakat dengan ide Nawar mem-plokotho (rekayasa) tanggal lahir Nawar. Soalnya tidak mungkin mem-plokotho hari kelahiran Siti. (jos, bersambung)  

Sumber: