Hari Sumpah Pemuda, Reni Astuti: 60 Persen Tingkat Pengangguran Terbuka dari Usia Muda
Surabaya, memorandum.co.id - Setiap 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Momentum penuh semangat ini mendapat sorotan dari Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat ditemui di Gedung DPRD Surabaya, Kamis (28/10/2021). Tentang kepemudaan, politisi PKS ini menyampaikan, bahwa saat momen reses dan blusukan ke kampung, dirinya kerap menerima aduan warga yang resah tentang sulitnya mendapat kesempatan kerja. "Untuk mengentaskan persoalan pengangguran ini, perlu diciptakan ekosistem wirausaha bagi anak-anak muda agar mereka dapat mengembangkan segala potensi di bidangnya secara maksimal,” kata Reni Astuti. Berdasarkan laporan BPS, menunjukan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) Surabaya meningkat di 9,79 persen per tahun 2020. Lebih khusus, per 9 Januari 2020, TPT untuk kelompok usia muda (15-24 tahun) berada pada 5,87 persen. Dengan kata lain, 60 persen TPT didominasi oleh kelompok anak muda. “Sehingga di momen peringatan Sumpah Pemuda ke-93 ini, saya minta pemkot perhatikan betul kondisi ini, sebab sebanyak 60 persen TPT berasal dari kalangan usia muda, maka libatkan anak muda dalam pemulihan ekonomi,” tegas Reni. Diketahui, anak muda memiliki segudang potensi, keandalan, enerjik, berani mengambil risiko, kemauan belajar tinggi, inovatif, kreatif, serta melimpah ide, dan gagasan. Cak Pras misalnya, Ketua Karang Taruna Jagir yang sempat mengikuti reses Reni Astuti ternyata berkecimpung di Komunitas Muda-Mudi Surabaya (KMS). Komunitas tersebut bergerak di bidang lingkungan dengan produk unggulan berupa olahan jelantah menjadi sabun dan masih banyak lainnya. “Saatnya pemuda berperan bukan baperan. Pemuda itu eksis dan bersinergi. Tentunya untuk usaha, umumnya kepada anak-anak muda butuh stimulus baik motivasi, pelatihan, dan modal,” tuturnya. Terpisah, Cak Jio yang juga pengurus karang taruna Jagir ini pun menuturkan, tentang usahanya yang sempat terpuruk usai diterpa pembatasan sosial berkepanjangan sehingga kesulitan untuk bangkit kembali. “Semangat dan dorongan penting, tentunya pandemi berdampak pada banyak hal. Harapannya bisa disuplai modal dan pendampingan atau pembekalan setelah lulus SMA untuk jadi pengusaha,” pungkasnya yang juga pemilik toko sembako ini. Terakhir Reni berpesan, generasi muda merupakan aset bangsa yang melanjutkan estafet kepemimpinan dan mengisi pos-pos strategis, mulai dari bidang akademisi, politisi, profesional, maupun pengusaha. "Karenanya, generasi muda perlu untuk disiapkan secara matang," tuntasnya. (mg-3/fer)
Sumber: