Meski Pandemi, Perajin Cosplay di Jombang Tembus Mancanegara

Meski Pandemi, Perajin Cosplay di Jombang Tembus Mancanegara

Jombang, memorandum.co.id - Kreativitas menembus batas, mungkin seperti itu yang cocok untuk seorang perajin asal Perum Sambong Permai, Blok M 4, Desa Sambungdukuh, Kecamatan/Kabupaten Jombang ini, Selasa (26/10/2021). Perajin costum player (Cosplay) ini yaitu Rezza Andi Faizal (28). Meski hanya berbekal spon sandal, dan beberapa peralatan sederhana, namun hasil karyanya menembus pasar mancanegara dengan hasil puluhan juta rupiah. Kostum permainan buatan Rezza yang dirintis semenjak tahun 2015 silam tersebut, mampu menggait pelanggan dari Australia, Hongkong, dan Amerika. Rezza Andi Faizal mengatakan, bahwa kerajinan yang ia buat berawal dari hobi sejak kecil yang gemar dengan permainan. Kemudian ia iseng-iseng membuat kerangka permainan yang bisa dibuat kostum. "Beberapa kali saya alami kegagalan. Namun secara bertahap akhirnya bisa membuat kostum permainan tersebut. Kemudian banyak saran dari teman-teman untuk diperjualkan," katanya. Rezza menjelaskan, pertama kali ia menjual hasil karyanya melalui media sosial. Dari situlah, pemesan cosplay miliknya lambat laun banyak yang berminat. "Bismillah saja, waktu itu langsung saya tawarkan melalui sosial media. Alhamdulillah lambat-laun pemesanan bertambah. Awalnya pemesan datang dari teman sendiri, kemudian tambah luas keluar Jawa hingga luar negeri," jelasnya. Menurutnya, seringkali dirinya update di sosial media untuk hasil karya kerajinan yang terbuat dari spon sandal itu. Sehingga mampu memikat perhatian banyak pelanggan. "Alhamdulillah, pemesanan paling banyak itu dari Hongkong, Australia, dan Amerika," ujarnya. Jumlah pemesanan dalam setiap minggunya sebanyak sekitar 20 pesanan. Untuk membuat kerajinan itu, Rezza membutuhkan waktu dua hari sampai sepekan dengan dibantu tujuh karyawannya. "Membuatnya sih cukup lama. Kalau full set kostum membutuhkan waktu satu mingguan. Tapi kalau hanya pesan seperti helm dan lainnya gitu mungkin hanya butuh waktu 2-3 hari saja," paparnya. Dengan bahan spon sandal dengan ketebalan sesuai dengan karakter, dibentuk sebuah katakter, lalu membuat pola, kemudian direkatkan menggunakan lem kuning atau lem korea juga bisa. "Terus kita lapis dengan no drop untuk bagian pengecatannya nanti, agar cat di spon sandalnya nanti tidak meresap. Jadi harus kita lapis dulu baru bisa di cat finishing," jlentrehnya. Rezza menerangkan, pelanggan membeli hanya untuk dibuat konten YouTube, ada juga yang hanya sekedar buat hiburan saja. Yang paling laris dilirik pelanggan, yakni kostum comen rider dan mobile lagend. "Untuk harga bervariasi sesuai permintaan pemesanan. Kalau hanya kerangkanya saja sekitar Rp 300 - Rp 1 Juta. Kalau pesan full set kostum seperti comen rider, harganya sekitar Rp 2,5 juta - Rp 7 juta," terangnya. Meskipun hanya sebatas usaha kecil-kecilan, omzet yang didapat dalam satu bulannya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Dan dimasa pandemi ini, usaha Rezza tidak merugi. "Kerajinan kostum ini cukup menghasilkan banyak keuntungan. Setiap bulan itu mendapatkan omzet dari paling rendah sekitar Rp 20 juta - Rp 30 juta rupiah," tandasnya. . Selain membuat cosolay, Rezza juga membuat usaha sablon kaos, membuat kaos, usaha sepatu, dan juga bisa membuat desain baju pengantin. Kesulitan membuat cosplay ini, yakni minimnya detail. "Gambar tidak selalu akurat, terkadang ada beberapa detail yang mis tidak terlihat di gambar. Jadi kita harus melihat di video, nah itu memakan waktu yang lama. Itu saja sih sulitnya," jelntrehnya. Rezza pun berharap, agar bisnisnya ini bisa berkembang lebih baik lagi dan bisa lebih maju. Selain itu juga bisa memberi inspirasi teman-teman diluar sana. "Jangan mudah meremehkan pekerjaan orang lain. Kalau kita telaten, konsisten dan yakin, akan menjadi berkah buat kita," pungkasnya. (yus)

Sumber: