Merawat Keberagaman, Kemendikbudristek Gelar Sarasehan Anggoro Kasih di Ponpes

Merawat Keberagaman, Kemendikbudristek Gelar Sarasehan Anggoro Kasih di Ponpes

Sidoarjo, memorandum.co.id - Upaya merawat keberagaman Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (kemendikbudristek) menggelar Sarasehan Anggoro Kasih secara tatap muka. Kegiatan ini bekerja sama dengan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), yaitu organisasi wadah yang menghimpun organisasi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya legal dan sudah berbadan hukum. Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Sjamsul Hadi mengatakan, kegiatan Sarasehan Anggoro Kasih merupakan sebuah forum diskusi untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai dan sistem Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan kali ini diadakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Ahlus-Shafa Wal Wafa, Kabupaten Sidoarjo. "Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada hari Senin malam atau malam Selasa Kliwon," terang Sjamsul Hadi. Lanjut Sjamsul Hadi, pemilihan ponpes dengan mengundang berbagai elemen masyarakat berasal dari latar belakang berbagai agama dan kepercayaan. Merupakan upaya untuk menumbuhkan rasa cinta kasih baik antar umat beragama dan penghayat kepercayaan maupun masyarakat pada umumnya. "Kami menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama dan berkepercayaan itu dengan komitmen kebangsaan untuk menumbuhkan cinta tanah air”, jelasnya. Sarasehan Anggoro Kasih kali ini melibatkan banyak elemen masyarakat yang berlatar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda. “Darma dalam agama dan Darma dalam bernegara” menjadi tema Sarasehan Anggoro Kasih," katanya. Kegiatan Sarasehan Anggoro Kasih kali ini menghadirkan pembicara KH Mohammad Nizam As-Shofa sebagai pengasuh Pondok Pesantren Ahlus-Shafa Wal Wafa, Naen Soeryono sebagai Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), dan Dr Akhol Firdaus sebagai perwakilan akademisi. “Semoga Sarasehan Anggoro Kasih menjadi sebuah arena diskusi untuk menggali nilai nilai luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat dipahami dan diinternalisasikan nilai-nilai budaya spiritual dan kearifan lokalnya,” pungkas Sjamsul. (day/fer)

Sumber: