Mauludan, Thoriqoh Shiddiqiyyah Santuni Anak Yatim dan Fakir Miskin

Mauludan, Thoriqoh Shiddiqiyyah Santuni Anak Yatim dan Fakir Miskin

Jombang, memorandum.co.id - Ribuan Warga Thoriqoh Shiddiqiyyah se-Indonesia dan perwakilan luar negeri, mengadakan acara agenda rutin tahunan menyantuni anak yatim dan fakir miskin di Ponpes Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang. Acara tersebut yakni Santunan Nasional Ke-17 sekaligus mengadakan doa bersama untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan ini dilakukan serentak di 32 Propinsi, 149 kabupaten /kota. Disamping itu, agenda ini juga dalam rangka Hari Ulang Tahun Organisasi Dhilaal Berkat Rohmat Alloh Shiddiqiyyah ke-21. Acara berlangsung tertib dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Humas Panitia Santunan Nasional Pusat, Ir Edi Setiawan mengatakan, bahwa santunan nasional ini merupakan agenda rutin tahunan untuk bangsa Indonesia dan NKRI. “Tahun 2021 ini adalah Santunan Nasional Ke-17. Dengan mengagungkan Maulidin Nabi, kita yakin bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia senantiasa akan mendapatkan Berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa. Indonesia jaya dan lestari," katanya, Minggu (24/10/2021). Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Umum Dhilaal Berkat Rohmat Alloh Shiddiqiyyah Indonesia, Nyai Shofwatul Ummah menjelaskan, santunan ini terselenggara karena dorongan rasa cinta tanah air Indonesia. "Agenda rutin ini dapat terlaksana karena ada cinta, cinta dan cinta. Cinta kepada Alloh, cinta kepada Rosululloh, cinta kepada sesama manusia, kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan cinta yang tulus ini Alloh melimpahkan berkat rohmatnya," tukasnya. Panitia memperkirakan, ada sekitar 40 ribu fakir miskin dan anak yatim se-Indonesia dan luar negeri yang menerima santunan. Dana santunan nasional yang disantunkan sekitar Rp 4 miliar lebih. Sekretariat Panitia, Nur Hadi mengungkapkan, setiap tahun data santunan terus meningkat. Hal ini menunjukkan kesadaran warga Shiddiqiyyah dalam mensyukuri Maulidin Nabi dan kecintaan warga Shiddiqiyyah pada NKRI. "Jadi setiap tahun terus naik. Tahun 2020 lalu pada masa pandemi Alhamdulillah juga naik, yang disantuni kurang lebih 35 ribu dengan nilai sebesar Rp 4,2 miliar lebih. Dan insyaallah tahun ini kami yakin juga akan naik," ungkapnya. Menurut Nur Hadi, sementara sampai siang ini masuk sekitar Rp 3 miliar, karena seluruh Indonesia dan sebagain ada di daerah terpencil. "Insyaallah tiga hari kedepan baru final,” pungkasnya. Perlu diketahui, bahwa pertama kali diselenggarakan pada tahun 2006 yang disantuni 6.517 orang dengan nilai kurang lebih Rp 530 juta, tahun 2007 yang disantuni 9.311 orang dengan nilai Rp 760 juta, tahun 2008 yang disantuni 8.946 orang dengan nilai Rp 800, tahun 2009 yang disantuni 10.380 orang dengan nilai Rp 897 juta. Kemudian tahun 2010 yang disantuni 10.423 orang dengan nilai lebih Rp 1 miliar. Tahun 2011 yang disantuni 12.081 orang dengan nilai Rp 1,2 miliar, tahun 2012 yang disantuni 15.324 orang dengan nilai Rp 1,7 miliar. Tahun 2013 yang disantuni 19.151 dengan nilai Rp 2,1 miliar, dan tahun 2014 yang disantuni 19.930 dengan nilai Rp 2,4 miliar. (yus)

Sumber: