Dekat  Tempat Sampah, SWK Penjaringan Sari Tidak Nyaman

Dekat  Tempat Sampah, SWK Penjaringan Sari Tidak Nyaman

Surabaya, memorandum.co.id - Kondisi sentra wisata kuliner (SWK) yang dibangun Pemkot Surabaya sangat memprihatinkan. Selain lokasinya banyak yang asal menempati aset milik pemkot, juga tidak melihat kenyamanan ketika SWK itu mulai operasional. Seperti yang ada di Penjaringan Sari, lokasi SWK berdampingan dengan TPS (tempat pembuangan sampah sementara). Melihat hal seperti itu, pastinya pengunjung yang datang menjadi malas dan tidak bisa menikmati makanan atau nongkrong berlama-lama karena lokasi yang bersebelahan dengan TPS. Seperti yang dikatakan Rokayah (43), salah satu pedagang di SWK Penjaringan Sari ini. Pernah sampah sampai menumpuk dan bau hingga ada protes dari pengunjung. "Tapi sekarang tiap hari sampah diangkut dari TPS dan tidak sampai menimbun dan bau sampai ke sini (SWK)," jelas warga Penjaringan Sari ini, Rabu (20/10). Tidak hanya masalah yang dekat dengan TPS saja, tambah Rokayah, sejak dibangun pagar dua tahun lalu, pengunjung yang datang ke SWK semakin menurun. "Waktu belum ada pagarnya masih ramai. Sekarang tidak sampai seperempatnya yang datang," tegasnya. Menurutnya, selain SWK tidak terlihat langsung dari luar sehingga pengunjung malas mampir dan lebih memilih membeli di luar SWK. "Yang jual makanan di luar banyak. Dan tidak ditariki parkir juga, kalau di sini (SWK) ada bayar parkirnya," ujar Rokayah. Sehingga, banyak pemilik stan hanya meninggalkan rombong di dalam SWK dan berjualan juga tidak terlalu semangat. "Yang jualan juga semakin sedikit, apalagi pandemi seperti ini. Hanya rombong yang ditaruh di stan," jelasnya. Rokayah juga menyoal penataan stan yang tidak tepat, karena untuk mencuci piring atau gelas tepat di depan meja pengunjung yang sedang makan. "Masak ada pengunjung makan kita mencuci piring kotor. Selain itu, kalau mau antar makanan juga memutar agak jauh. Jadi tidak strategis," pungkas Rokayah. Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Widodo Suryantoro mengatakan, bahwa pihaknya sudah koordinasi dengan DKRTH (dinas kebersihan ruang terbuka hijau) terkait hal tersebut. "Memang dari dulu ketika saya datang sudah ada. TPS itu tidak terlalu besar volume," ujarnya. Lanjut Widodo, pihaknya akan mencarikan tempat lain dan masih dikoordinasikan dengan pihak terkait."Kalau misalnya ada lahan yang ada, akan dipindahkan TPS. Iya, orang mau masuk tidak nyaman," jelasnya. Lain, kalau lahan itu menjadi taman akan terlihat keasriannya. "Kalau taman lebih asri. Tapi sekali lagi kami koordinasikan," pungkas Widodo. Sedangkan, Kepala DKRTH Anna Fajriatin mengatakan, untuk memindahkan TPS tidak mudah. Karena juga mencari tanah aset pemkot dan lokasinya tidak jauh dari TPS semula. "Kami sama- sama menjaga kebersihan. Yang di SWK juga dibersihkan oleh DKRTH, jadi jangan disalahkan TPS-nya," ujar Anna. Anna menambahkan, jika ada keluhan baik dari pedagang dan pengunjung SWK, pihaknya akan menindaklanjuti."Kalau ada keluhan saya sampaikan teman-teman. Warga sama-sama saling menjaga, itu (sampah) tidak sampai menimbun dan tiap hari selalu diambil dan terjadwal," pungkas Anna. (fer)

Sumber: