Kepala SMPN 3 Lamongan, Hanafi mengatakan hipnoterapi menjadi salah satu penanganan yang efektif untuk mengurangi perilaku kenakalan pada pelajar. Untuk itu, pihaknya berupaya menanggulangi kenakalan yang sering muncul pada para remaja khususnya siswa SMP.
"Awalnya belajar hipnoterapis, ternyata bisa membantu pelajar keluar dari masalah mental. Hal itu menyusul dengan turunnya kenakalan pelajar," terang Hanafi A. Talib, Senin (18/10).
Hipnoterapi menjadi salah satu tehnik atau metode untuk mengubah suatu kebiasaan (perilaku buruk) dengan mensugesti alam bawah sadar. Keahlian hipnoterapis telah ditekuni Hanafi semenjak menjadi Kepala SMPN 1 Lamongan pada kurun waktu 2014 silam. Alhasil, dengan hipnoterapi ini ia berhasil menekan tingkat kenakalan para murid-muridnya.
"Banyak diantara masalah para pelajar, dari mulai enggan untuk masuk sekolah, bertindak spekulasi dan coba-coba dll. Sehingga menggangu proses belajar mengajar siswa itu sendiri," urainya.
Ia menambahkan, masalah yang dialami pelajar sering berasal dari faktor psikologis anak. Dari bertahun-tahun mengaplikasikan hipnoterapis Hanafi berhasil menekan kenakalan pelajar. Dalam proses hipnoterapis, ia lebih mendahulukan sentuhan kepada psikologis dengan bahasa kalbu dan diselipkan sisi kerohanian.
"Pada dasarnya kita buat nyaman, setelah mencurahkan segala masalah yang dihadapi. Saya bisa ambil kesimpulan dan menanamkan faham positifistik pada pelajar," bebernya.
Tak hanya satu atau dua anak, ia pernah melakukan hipnoterapis kepada banyak siswa dan siswi khususnya menjelang menghadapi ujian akhir sekolah. Ia optimistis hipnoterapi jadi salah satu penanganan yang efektif untuk mengurangi perilaku nakal dikalangan remaja.
"Lambat laun pelajar disini (SMPN 3 Lamongan) mulai mengerti dan tertib. Artinya hipnoterapi ini berhasil," tandasnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif mengapresiasi keahlian yang dimiliki Hanafi tersebut. Ia kemudian menyarankan hal itu terus dilakukan agar kemajuan belajar siswa tercapai dan meminimalisir kenakalan remaja.
"Saya rasa itu bagus, membuat pelajar makin giat belajar. Disisi lain membantu memecahkan masalah, dengan begitu pelajar akan nyaman dan merasa dekat dengan guru," pungkasnya (nas/har)