Bayinya Gizi Buruk, Sang Ibu Tak Sanggup Tebus Resep Susu dari RSUD dr Soetomo
Surabaya, memorandum.co.id - Setelah dirawat hampir dua minggu di RSUD Dr Soetomo, Dylan (3) yang didiagnosa mengalami gizi buruk akhirnya diperbolehkan pulang, tanpa dikenai biaya sepeserpun. Saat keluar dari rumah sakit, ibunya mendapatkan susu yang hanya cukup untuk sehari. Ibunya juga mendapat resep susu khusus, sayangnya resep tersebut tidak bisa ditebus karena terkendala biaya. Melihat ini, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti lantas menyambangi Dylan di Kelurahan Klampis Ngasem. "Anak ini hampir 2 pekan dirawat di RSUD Dr Soetomo tanpa dikenai biaya, namun saat keluar rumah sakit hanya dapat susu yang cukup 1 hari dan diberi resep susu khusus namun tidak bisa dibeli karena kendala biaya," uangkap Reni, Minggu (17/10/2021). Politisi PKS ini mengatakan bahwa kondisi keluarga Dylan tergolong masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang juga memiliki kartu BPJS PBI. Sedangkan susu khusus untuk anak gizi buruk telah menjadi kebutuhan pokok, dan tidak bisa menkonsumsi makanan lainnya. Mengingat RSUD Soetomo kewenangan Pemprov Jatim, sehingga Reni berkoordinasi dengan Dinkes Surabaya agar Dylan segera mendapat atensi. "Tadi malam saya info Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya dan pagi ini si ibu sudah dapat bantuan susu satu kaleng dari RSUD Soewandhi. Selanjutnya puskesmas setempat bisa melakukan pendampingan khususnya mengenai ketersediaan kebutuhan susu bagi Dylan," jelas Reni. Reni lantas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah peduli membantu mulai dari kelurahan, kecamatan, puskesmas, hingga LPMK Pacar Kembang dan Klampis Ngasem yang turun langsung membantu Dylan. Sementara itu, Ibunda Dylan, Alya Resti (26) menuturkan bahwa buah hatinya telah mengalami sakit sejak satu bulan lalu. Berat badan Dylan sempat turun dari 12 kg ke 7,4 kg. Saat usia 11 bulan pernah sakit berat hingga diusianya ke-3 tahun belum bisa jalan. Usai mengunjungi Dylan, Reni lalu bertolak ke lokasi berbeda. Bertempat di daerah Jagir, Pimpinan DPRD Kota Surabaya ini lalu mengunjungi Reza (12) yang putus sekolah sejak kelas 3 SD. Persoalan biaya pendidikan jadi kendala utama bagi Reza melanjutkan pendidikan. Saat ditanya Reni mengenai cita-citanya, Reza dengan semangat dan percaya diri menjawab ingin menggeluti kegemarannya di bidang robotika. “Asal ada kemauan untuk belajar dan bersekolah, kita bantu upayakan bersama-sama agar Reza mendapatkan pendidikannya lagi,” tutur Reni menyemangati Reza dan keluarga. Tampak Reza begitu sumringah ketika ditanya oleh Reni mengenai keinginannya untuk kembali bersekolah. Kemauan Reza untuk mengenyam bangku pendidikan juga terlihat saat dia berkenan ditempatkan di satuan pendidikan manapun agar bisa segera kembali bersekolah. Diketahui, keluarga Reza juga berasal dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kepala keluarga sehari-hari bekerja sebagai kuli tukang sementara ibundanya merupakan kader bumantik. "Saya ajak semua pihak untuk terus menyisir dan bantu anak-anak putus sekolah, Surabaya tengah menuju kota kelas dunia dan sangat butuh SDM unggul," pungkas Reni. (mg3/gus)
Sumber: