Masih Sempat Mengobati Napi Sakit
SIDOARJO - Meninggalnya dr Bagoes di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, banyak jadi perbincangan hangat. Utamanya terkait dugaan penyebab kematian pria yang disebut-sebut sebagai saksi kunci kasus P2SEM tersebut. Namun sejauh ini belum ditemukan dugaan atau tanda-tanda mencurigakan di kematian dr Bagoes. "Dia ditemukan meninggal di kamarnya seperti orang tidur," kata Kalapas Kelas 1 Surabaya di Porong Pargiyono. Diceritakan kalapas, sekitar pukul 06.15 saat waktu ganti jaga, sipir membangunkan semua napi untuk apel pagi. Giliran di Blok G wing 1, kamar IV, tempat dr Bagoes ditahan, sipir tidak mendapat jawaban saat melakukan absen. "Kamar itu dihuni empat orang, termasuk dr Bagoes. saat dipanggil dan berhitung, hanya korban yang tidak menjawab. Lalu sipir memeriksa dr Bagoes yang terbaring. Ternyata tubuhnya dingin dan sudah meninggal," beber Pargiyono. Mendapati itu sipir segera melapor ke kepala keamanan dan melapor ke kalapas. “Setelah dihubungi dan dilapori kematian dr Bagoes, saya secepatnya ke lapas dan kepala keamanan saya perintahkan mengamankan lokasi. Sambil menunggu kedatangan petugas kepolisian," imbuh dia. Pargiyono pun ikut langsung melihat proses pemeriksaan terhadap jenazah korban, saat polisi datang ke lapas untuk mengolah TKP. "Proses pemeriksaan tubuh korban sekitar satu jam dan tidak ditemukan hal-hal mencurigakan. Luka atau bekas benturan dan tanda-tanda lain tidak ada," terang Pargiono Jenazah dr Bagoes lalu dilarikan ke RS Pusdik Gasum Porong. Pihak keluarga juga sudah dihubungi dan beberapa saat kemudian datang ke rumah sakit. Hingga siang hari, pihak lapas masih menunggu hasil visum dan pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Di sisi lain, pihak lapas juga menginterogasi tiga napi yang tinggal sekamar dengan dr Bagoes. Mereka menyebut tidak ada peristiwa yang aneh atau janggal yang menimpa korban. "Sekitar pukul 02.00, mereka mendengar dr Bagoes batuk-batuk. Karena batuk biasa, ketiga napi membiarkan dokter itu tidur,” beber Pargiono Bahkan sebelum dr Bagoes tidur di kamarnya, ketiga napi ini mengatakan korban tidak mengeluh sakit atau hal lain yang mengkhawatirkan. Rabu (19/12) malam, dr Bagoes malah sempat membantu mengobati napi di blok lain yang kondisinya sakit. Dijelaskan Pargiyono, selama ini dr Bagoes kerap membantu napi lain yang sakit. Dengan keahliannya itu korban sering membantu, ketika dokter lapas belum datang. “Rabu malam korban masih membantu napi yang sakit. Berarti kondisi dr Bagoes baik-baik saja. Hingga esoknya ditemukan meninggal," sambung Pargiyono. Kendati demikian, Pargiono tidak berani berandai-andai mengenai kematian dr Bagoes. Terkait kasus ini pihak lapas masih menunggu hasil visum dan pemeriksaan dari pihak kepolisian untuk memastikan penyebab kematian dr Bagoes. “Penanganan dan apa penyebab kematian dr Bagoes masih dalam penyelidikan polisi. Kami masih menunggu itu,” pungkas Pargiyono. (yan/dik/jok/nov)
Sumber: