Gubernur Khofifah: Pentingnya Aspek Literasi Digital untuk Memperkuat Perekonomian
Surabaya, memorandum.co.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan pentingnya aspek literasi digital dan keuangan untuk memperkuat perekonomian syariah di kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa Tahun 2021. Kegiatan FESyar berlangsung dari tanggal 27 September hingga 2 Oktober 2021, terdiri dari Sharia Economic Forum dan Sharia Fair yang meliputi beberapa kegiatan seperti business matching, business coaching, lomba, seminar, serta sosialisasi dan edukasi ekonomi Syariah. "Upaya yang kami lakukan untuk mengembangkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang terintegrasi dari hulu ke hilir,” kata Gubernur Khofifah "Hal tersebut dapat dilakukan melalui pengelolaan ekonomi daerah berbasis syariah, penguatan halal value chain, pemberdayaan ekonomi pesantren, pemberdayaan UMKM, penguatan halal lifestyle, serta optimalisasi Islamic social finance dan fintech syariah," paparnya. Pada tahun 2017, Pemprov Jatim bersama dengan Kantor Perwakilan BI Jawa Timur serta stakeholder lainnya mendorong terbentuknya Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP). KSBP yang beranggotakan 17 pondok pesantren ini menjadi forum untuk berkoordinasi bisnis antar pesantren untuk memenuhi kebutuhan antar pesantren serta membuka ruang pengembangan bisnis bagi pesantren. “Sebagai salah satu program pengembangan ekonomi nasional. Program KSBP dan Hebitren harus diarahkan pada implementasi program OPOP dan UMKM Syariah yang lebih fokus untuk memberi dampak ekonomi yang kuat,” ujarnya. Dalam kegiatan FESyar Jawa 2021 Gubernur Khofifah berkesempatan melihat penyajian kopi santri yang dimana biji kopi sendiri berasal dari daerah di Jatim yakni Bondowoso, Jombang, Banyuwangi, Malang dan Jember. "Kopi santri merupakan bagian dari program one pesantren one produk. Karena dari pesantren, barista-baristanya pun adalah santri," ucap Gubernur Khofifah. Tak hanya mengingatkan potensi industri halal, Gubernur Khofifah juga mendorong para pelaku UMKM dan OPOP untuk melakukan percepatan digitalisasi ekonomi syariah. Hal ini sejalan dengan prediksi yang disampaikan Jack Ma saat The World Economy Forum, sebanyak 99 persen UMKM tahun 2030 'will be online' dan 85 persen UMKM di tahun 2030 'will be e-commerce’. “Ini kekuatan yang luar biasa. UMKM ini harus percaya diri bersinergi dan harus melakukan pengembangannya secara online dalam bentuk e-commerce. Sehingga akan bisa memperluas skala pasarnya,” tandanya. (mg6)
Sumber: