Mengaku Cinta 100 Persen, Rela Dinikahkan vs CM
Yuli Setyo Budi, Surabaya Yoko menolak. Dia mengaku tidak percaya kepada siapa pun, kecuali terhadap Ria. Dan, keputusan Yoko sudah bulat. Tidak bisa ditawar. Wajib ditaati. Fardhu a’in. Ria harus menikahi sementara ayahnya untuk menyelamatkan harta warisan ayahnya yang pengusaha ekspor-impor itu. Bila Ria menolak, Yoko bakal memutuskan hubungan mereka. Ria yang mengaku cinta 100 persen kepada Yoko, entah karena Yoko anak pengusaha kaya, entah karena Yoko orangnya ganteng mirip Heman Felani sewaktu muda, entah memang karena dilandasi cinta sejati, akhirnya menyerah. Ria merelakan dirinya menjadi istri ayah Yoko, Mukhlis, sang calon mertua (CM). Tentu saja ini disambut baik Yoko. Harapan pemuda ini, perjalanan rumah tangga ayah dan kekasihnya tidak bertahan lama. Sesuai tradisi usia rata-rata di kalangan leluhur Mukhlis, para lelaki di keluarga ini tidak ada yang berumur panjang. Kakek dari jalur ayahnya meninggal pada usia 60 tahun. Adik kakeknya pada usia 58 tahun. Bude dan pakdenya sama-sama meninggal pada usia 55 tahun. Intinya, ayah Yoko sudah melewati ambang batas usia rata-rata keluarga besar. Istilah Jawanya: Mukhlis wis wayahe! Perhitungan ini disampaikan Yoko kepada Ria, yang lantas juga berharap seperti kekasihnya itu. Maka, Mukhlis segera dinikahkan vs Ria alias Kokom. Tidak ada pesta pora. Yang ada hanya tumpengan yang dihadiri keluarga, kerabat, dan tetangga dekat. Menginjak setahun. Rumah tangga Mukhlis vs Ria berjalan lancar. Memasuki usia dua tahun, rumah tangga Mukhlis vs Ria makin mesra. Pada tahun ketiga, rumah tangga Mukhlis vs Ria makin tampak harmonis. Mereka dikaruniai seorang momongan. Lelaki. Ganteng. Empat tahun, Ria semakin nempel ke pelukan Mukhlis. Sebaliknya, Ria mulai melupakan Yoko. Lima tahun, terjadi perang. Ria sama sekali sudah tidak menganggap Yoko sebagai kekasih. Dia justru semakin menampakkan keharmonisan vs Mukhlis. Celakanya, perang ini, juga penyebabnya, didengar Mukhlis. Perang pun menjalar, melibatkan tiga pihak. Ayah Yoko turut ambil bagian. Dia kecewa, terutama kepada Yoko yang dianggap sudah mempermainkannya. Tidak demikian halnya terhadap Ria. Walau sempat kecewa, Mukhlis akhirnya bisa memaafkan sikap perempuan yang kini jadi istrinya tersebut. Di sisi lain, Yoko yang kecewa menampakkan kemarahan yang amat sangat. Hal itu dia wujudkan dengan sengaja menyakiti hati ayahnya. Yoko menjuali barang-barang berharga ayahnya dan dipakai untuk berfoya-yofa. “Apakah perbuatan teman itu tidak zalim Taz?” tanya Udin kepada sang ustaz. Pertanyaan itu disampaikan sekitar dua-tiga minggu lalu. Waktu itu Pak Ustaz hanya mengatakan seorang anak jangan sampai menyakiti hati orang tua. Berkata ah saja tidak boleh, apalagi menyakitinya. Setelah itu kami tidak pernah bertemu, dan baru bertemu lagi dua hari lalu. Kala itu Udin bercerita bahwa hati Yoko sedang berbunga-bunga. Kami lantas mencari warung kopi untuk menuntaskan cerita Udin tentang Yoko, temannya. Bagaimana kisahnya? Setelah pecah perang segitiga antara Yoko, Ria, dan Muklis, ternyata Ria punya inisiatif untuk memperkenalkan sepupu yang dulu hendak dijodohkan vs Mukhlis, Sarijem, kepada Yoko. Sebagai ganti dirinya. (bersambung)
Sumber: