80% kabupaten kota di Jawa Timur Berpotensi Banjir

80% kabupaten kota di Jawa Timur Berpotensi Banjir

Surabaya, Memorandum.co.id - Akhir ini musim penghujan sudah dirasakan di berbagai wilayah di Jawa Timur, dengan adanya perubahan cuaca ini, Menurut BMKG, 80 persen kabupaten/kota di Jatim berpotensi mengalami banjir. Menindaklanjuti hal tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan pihaknya tengah menyiapkan langkah mitigasi. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. "Sebentar lagi mungkin mulai musim hujan, hampir 80% kabupaten kota di Jawa Timur ini potensi kemungkinan banjir. Kalau sudah potensi kemungkinan banjir maka harus segera mitigasi," kata Khofifah, Jum'at (17/9/21). Khofifah memerintahkan Dinas Sumber Daya Air untuk mengecek seluruh pintu DAM hingga rumah pompa. "Dinas Sumber Daya Air cek semua pintu-pintu damnya, cek semua rumah-rumah pompa," pesan Khofifah. Langkah pengecekan di awal ini agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Seperti air yang terlanjur meluber hingga banjir. Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena ulah manusia. Contoh, berkurangnya kawasan resapan air karena alih fungsi lahan. Bencana banjir dari ulah manusia juga karena penggundulan hutan yang meningkatkan erosi dan mendangkalkan sungai, serta perilaku tidak bertanggung jawab seperti membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di bantaran sungai. "Jangan sampai ketika debit air tinggi rumah pompa itu ternyata tidak pernah diuji coba. Sehingga ketika akinya tidak berfungsi baru tahu ketika debit air sudah tinggi akhirnya meluber jadi banjir," tambahnya. Khofifah berharap pihaknya bisa lebih siap dalam menghadapi musim hujan dengan adanya potensi bencana hidrometeorologi lainnya. "Dinas Sumber Daya Air harus siap mitigasi bersama BPBD karena jika tidak dimanage dengan baik, tidak dikendalikan dengan baik setiap bencana alam berpotensi terhadap munculnya kemiskinan dan seterusnya. Karena begitu banyak yang harus dikonsolidasikan," pungkasnya. (Mg6/gus)

Sumber: