Meski Melandai, Pengendalian Covid-19 di Jatim Masih Jadi PR Pemda

Meski Melandai, Pengendalian Covid-19 di Jatim Masih Jadi PR Pemda

Surabaya, Memorandum.co.id - Target kekebalan komunitas yang pernah dibuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yakni 70 persen warga Jawa Timur sudah disuntik vaksin pada 17 Agustus 2021 ternyata meleset. Data Kemenkes, hingga 14 September 2021, persentase penduduk yang sudah divaksin dosis kedua baru mencapai 20,32 persen dari target 31,8 juta penduduk. Adapun dosis pertama sudah mencapai 37,61 persen. Selain kendala ketersediaan vaksin, salah satu kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam mengejar target capaian vaksinasi ini adalah menghadapi daerah yang masyarakatnya menolak divaksin, contohnya masyarakat di Pulau Madura. Hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah menghadapi karakter budaya dan rendahnya literasi. Pandemi belum berakhir, meski sudah cenderung melandai angka masih bergerak dinamis. Apalagi, data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada 11 September mencatat dari 5.001 kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19, tertinggi adalah Jawa Timur (547 kasus). Meskipun pada minggu ini Jawa Timur sudah membaik, Gubernur Khofifah juga terus berupaya agar Provinsi Jatim bisa secepatnya menjadi zona terkendali (zona Hijau) seperti yang di upayakan di Bandara Juanda Surabaya, agar otoritas Juanda lebih memperketat screening dan testing khususnya bagi kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Tujuannya mengantisipasi covid-19 varian baru Mu. "Apalagi banyak PMI dari 26 provinsi mulai pulang ke kampung melalui Bandara Juanda. Yang perlu diperketat adalah screening dan testing bagi siapapun yang tiba di Juanda," kata Khofifah, Rabu (15/9/2021). Khofifah meminta otoritas bandara agar melayani PMI dengan baik, ketat sesuai SOP. Ia tidak ingin ada PMI yang tiba di Juanda Surabaya bebas dari swab PCR, apalagi lolos dan langsung pulang kampung. "Saya selalu pesan layani mereka (PMI) sebaik-baiknya. Tidak ada di antara mereka yang bebas dari swab PCR. Apalagi saat ini tengah ada kemunculan varian baru Mu," terangnya. Bagi PMI yang terdeteksi positif covid-19, lanjut dia, mereka wajib menjalani isolasi di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya. Sedangkan yang hasil swabnya negatif, tetap akan dikarantina selama delapan hari di eks Kantor BPWS. "Kalau mereka itu kemudian delapan hari di satu titik, pasti akan lebih banyak yang kita layani. Semua tim harus semangat 45," jelasnya. Sementara itu, Humas PT Angkasa Pura 1 Juanda, Yuristo Ardi Hanggoro, memastikan terus berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), perihal perkembangan informasi covid-19 varian mu. Yuris mengaku juga sudah menyiapkan sejumlah antisipasi. "Prokes yang sudah berjalan selama ini tetap dilakukan dan untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang telah tervaksin. Lalu kami juga sediakan sentra vaksin yang bekerja sama dengan KKP, untuk calon penumpang yang akan berangkat," imbuhnya Pengendalian Covid-19 masih akan tetap menjadi pekerjaan rumah bagi Jawa Timur yang tentu membutuhkan peran semua pemangku kepentingan untuk terus berkolaborasi dalam penanganan pandemi Covid 19. (Mg6)

Sumber: