Kadin Jatim Diminta Jadi Inspirator Penggerak Pariwisata
Surabaya, Memorandum.co.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mendorong Kadin Jatim menjadi inspirator penggerak ekonomi daerah, utamanya sektor pariwisata. Hal ini disampaikan Sandiaga saat hadir secara virtual dalam agenda Rapat Pimpinan Provinsi Kamar Dagang dan Industri (Rapimprov) digelar di Graha Kadin Jatim. "Potensi pariwisata di Jawa Timur cukup besar, dengan destinasi wisata yang juga cukup beragam," terang Sandiaga Uno. Lanjut Sandiaga, sudah saatnya Kadin Jatim menjadi inspirator, menjadi mitra pemerintah dalam mengerakkan ekonomi daerah di sektor pariwisata. Ia mengatakan kebijakan Kementerian Parekraf selalu diselaraskan dan disinergikan dengan Kadin Indonesia. "Di Jawa Timur, selain berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, Kemenparekraf juga selalu berkoordinasi dengan Kadin Jatim. "Intinya Kemenparekraf siap berkolaborasi," tegasnya. Menanggapi keinginan Sandiaga Uni, Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa Kadin siap menjadi lokomotor yang mengerakkan pariwisata di Jatim. "Pariwisata adalah salah satu sektor esensial yang sangat terpuruk oleh pandemi. Kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa sampai saat ini geliatnya masih sangat lambat dan belum bisa dikatakan membaik. Ini perlu adanya upaya strategis agar pariwisata bisa kembali bergerak," ujar Adik Dwi Putranto. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah percepatan vaksinasi bagi pelaku pariwisata dan lingkungan sekitar destinasi wisata. Karena bagaimanapun juga, keamanan dan kesehatan di masa pandemi harus menjadi prioritas. Sementara itu, secara virtual juga hadir Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Menteri Perdagangan yang diwakilkan oleh Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI, Oke Nuwarman, Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar parawansa Sementara itu, Khofifah mengatakan bahwa setelah Kementerian Kesehatan pada hari ini telah menyatakan Jatim telah bebas dari PPKM Level IV dan bebas dari Zona Merah, maka sangat mungkin akan ada uji coba di beberapa sektor pariwisata. "Saat ini, beberapa sektor pariwisata sedang dan sudah mengajukan aplikasi PeduliLindungi. Artinya, bahwa mall sudah mengajukan, wisata yang lain juga. Semua uji coba ini harus diiringi dengan protokol kesehatan yang tepat dan percepatan vaksinasi di semua lini," ujar Khofifah. Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata Kadin Jatim Dwi Cahyono mengungkapkan bahwa pada tahun 2018 sampai 2019 pemerintah pusat telah menetapkan bahwa pariwisata akan menjadi leading sektor dalam perekonomian Indonesia. "Itu sungguh luar biasa dan tidak ada yang mengira ternyata pariwisata sangat terpuruk di masa pandemi ini," tandasnya. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim ini mengungkapkan, bahwa keterpurukan sektor pariwisata di masa pandemi karena pariwisata adalah pergerakan manusia dan pengalaman atau experience. "Kalau tidak ada pergerakan, tidak ada wisata, tidak ada bisnis. Kita lihat Bali, betul-betul mati. Sekarang ini, pariwisata yang basicnya pergerakan, ternyata pergerakannya yang dilarang. Tidak hanya hotel dan restoran yang mati, tetapi toko souvenir dan semuanya terdampak, terhenti karena pergerakan dibatasi," ungkapnya. Karena dibatasi, lanjutnya, maka perilaku masyarakat menjadi berubah. Prioritas kebutuhan adalah kebutuhan dasar. Sementara pariwisata adalah kebutuhan ketiga dan keempat. Selain itu, semua aktifitas yang dilakukan menjadi berbasis virtual. Dan saat ini, Kadin Jatim tengah melakukan koordinasi, membuat roadmap peningkatan sektor pariwisata Jatim. Kadin berharap ada relaksasi dan restrukturisasi kredit perbankan, subsidi okupansi, subsidi pembayaran pajak, termasuk energi dan SDM, BPJS dan lain sebagainya. "Untuk target pasar, saat ini kami fokus pada pasar domestik dan kepastian bundling, kepastian acara yang akan digelar oleh pihak kedua," pungkasnya.(day)
Sumber: