Harlah ke-8, Unusa Dihadiahi Satu Guru Besar dan Satu Doktor
Surabaya, memorandum.co.id - Peringatan Harlah ke-8 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bertabur hadiah yang akan makin memperkokoh sebagai institusi pendidikan berkualitas. Satu guru besar atau profesor telah diterima oleh dosen Fakultas Kedokteran atas nama Prof DR Dr Mulyadi SpP(K) FISR dan satu doktor baru atas nama Dr Winawati Eka Putri dr SpDV. “Ini hadiah yang luar biasa buat kami di tengah memasuki usia ke-8 tahun. Mudah-mudahan anugerah ini akan memacu dosen lain untuk memperoleh prestasi serupa,” kata Rektor Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng menjelang peringatan puncak acara Harlah ke-8, Minggu (29/8). Dikatakannya, secara kebetulan pula guru besar yang Unusa terima memiliki spesialis paru yang di saat pandemi seperti ini, dinilai Rektor Jazidie menjadi salah satu tulang punggung dalam menangani pasien yang terpapar Covid-19. “Tentu kami tidak mengecilkan peran para dokter dan spesialis lain juga para tenaga kesehatan serta fakultas yang dimiliki Unusa. Saya hanya ingin mengatakan ini sejalan dengan tema Harlah ke-8 yang diambil Unusa tahun ini, yakni Unusa Terus Bermutu--Berlari Menuju Universitas Terkemuka dan Unggul,” katanya. Diungkapkan Rektor Jazidie, bukti tidak mengecilkan profesi dan fakultas di Unusa adalah diluncurkannya layanan Unusa Care pada puncak harlah kali ini. Unusa Care adalah layanan yang diperuntukan bagi masyarakat terdampak Covid-19, meliputi layanan kesehatan umum, layanan kehamilan, layanan ibu menyusui, layanan pendidikan, layanan tuntunan ibadah Islam, konsultasi psikologi, dan menghimpun dan menyalurkan dana bantuan. "Sudah dua tahun lebih virus corona menerpa negeri ini. Banyak sisi kehidupan terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Tidak hanya soal kesehatan dan sisi medis, tapi juga sisi kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan ikut terdampak. Berangkat dari kepedulian untuk ikut serta dalam menyelesaikan masalah pandemi inilah, Unusa Care hadir,” jelasnya. “Kami ingin ikut membantu meringankan beban masyarakat terkait dengan pandemi ini. Itulah sebabnya kami mencoba membuka layanan-layanan dengan melibatkan seluruh fakultas dan tenaga dosen yang kami miliki. Melalui layanan Unusa Care ini kami ingin meningkatkan kebermaknaan kehadiran Unusa di tengah masyarakat yang terdampak pandemi,” kata Jazidie menambahkan. Sementara itu, jelang orasi ilmiah yang dibawakan oleh Indra Rudiansyah, mahasiswa tingkat doktoral di Universitas Oxford, yang menjadi salah satu orang Indonesia yang ikut berkontribusi di balik terciptanya vaksin Covid-19 AstraZeneca bersama Profesor Sarah Gilbert sang penemu, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyampaikan ucapan selamat dan mengapresiasi terhadap tema yang dipilih Unusa pada Harlah ke-8 tahun ini. “Semoga Unusa tetap konsisten menjalankan nilai dasar ahlussunah wal jama'ah dalam membangun keimanan, pemikiran, sikap dan perilaku seluruh sivitas akademika,” kata Wapres RI ini. Dikatakannya, pemerintah terus mendorong terhadap pengembangan vaksin nasional agar tidak bergantung pada vaksin impor. Saat ini, sudah terdapat vaksin nusantara dan vaksin merah putih karya anak bangsa yang sedang dikembangkan. Pemerintah mentargetkan di masa mendatang mampu memproduksi vaksin Covid-19 maupun obat-obatan lainnya, sebagai upaya kemandirian bangsa di bidang kesehatan masyarakat. “Saya mendorong Unusa sebagai perguruan tinggi yang merupakan lembaga riset dan inovasi untuk dapat terus berinovasi dan melakukan penelitian di bidang kesehatan melalui pola kemitraan dan kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri yang difasilitasi oleh pemerintah,” kata KH Ma'ruf Amin. Wapres Ma'ruf Amin juga mengatakan, situasi pandemi saat ini harus dipandang oleh seluruh warga Unusa, mahasiswa, dosen dan peneliti sebagai peluang dan kesempatan untuk dapat mengimplementasikan Tridharma Perguruan Tinggi dalam mengatasi persoalan bangsa, antara lain ikut serta menjadi relawan serta ikut andil dalam menangani pemulihan dampak pandemi di masyarakat. (mg3)
Sumber: