Mendikbud dan Pemprov Jatim Sefrekuensi soal PTM,  Potret Peduli Pendidikan

Mendikbud dan Pemprov Jatim Sefrekuensi soal PTM,  Potret Peduli Pendidikan

Surabaya, memorandum.co.id - Aktivis pendidikan asal Surabaya, Ning Lia Istifhama, yang kerap bersuara soal pentingnya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, menyampaikan apresiasinya pada Mendikbud Nadiem Makarim dan Pemprov Jawa Timur. Hal ini terkait kebijakan pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA/SMK dan SLB yang disampaikan oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Seperti diketahui, Khofifah menerangkan bahwa untuk satuan pendidikan yang berada di daerah dengan level 3 dan 2 sudah dapat memulai pembelajaran tatap muka mulai Senin 30 Agustus 2021. Namun, Khofifah juga mengingatkan, dengan terlebih dahulu memastikan semua checklist kesiapan sekolah sudah dipenuhi. Di antaranya, guru dan tenaga kependidikannya sudah divaksin, unit pendidikan sudah mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 Kabupaten/ Kota setempat, dan izin orang tua atau wali siswa. Daerah yang dimaksud adalah yang berada dalam zona aglomerasi, yakni Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto) yang saat ini sudah berada di level 3. Sehingga dapat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas bertahap dengan mempedomani mendagri Nomor 35 Tahun 2021. Oleh Ning Lia Istifhama, ketua Perempuan Tani HKTI dan juga RKIH Jatim, kebijakan tersebut dinilai satu frekuensi dengan mendikbud yang menyampaikan pentingnya PTM sebagai antisipasi cognitive learning loss anak-anak. Disebutnya, kebijakan Mendikbud Nadiem dan Gubernur Khofifah menunjukkan potret kepedulian pada pendidikan. “Kami dihadapkan pada fakta bahwa ilmu seharusnya kebutuhan penting bahkan utama karena berkaitan dengan kelangsungan generasi penerus bangsa. Dan harus diakui bahwa pendistribusian ilmu untuk anak-anak, cara yang paling baik adalah dilakukan dengan dampingan secara langsung,” ujarnya Minggu, (29/8/2021). “Dampingan ilmu pada anak-anak, terutama berkaitan dengan pendidikan karakter, kemampuan matematis yaitu menyelesaikan persoalan secara logika berhitung, dan kemampuan motorik yang menjadi identitas pelajaran olahraga,” tambah aktivis yang meraih penghargaan sebagai Tokoh Milenial Literasi Jatim (ARCI) ini. Ditegaskan Ning Lia, dukungan terhadap penerapan sekolah tatap muka juga digulirkan oleh banyak pihak selama ini. Bahkan, rencana yang disebut sebagai PTM terbatas itu, dianggap banyak pihak sebagai penyelamatan generasi bangsa dari lost generation dengan menjadikan anak-anak kembali ‘melek materi’. (mg3)

Sumber: