Ngaku Tiduri Lebih dari 100 Wanita, Sering Kepathil
Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Ijem (65, samaran) perempuan ruuuaaar biasa. Kesabarannya mencapai tingkat dewa. Aneka cobaan dan ujian yang diturunkan lewat sang suami, sebut saja Kasan (70), lewat begitu saja. Sipiiil! Sudah berkali-kali perempuan asal Kapas, Bojonegoro, ini mengingatkan Kasan agar segera menghentikan kebiasaan bermaksiat. Sudah tua. Sudah menjadi calon mayat. Tapi, sekali pun peringatan itu tidak pernah digubris. Kasan seperti sepur melewati klonengan di simpang jalan. Lelaki bertemperamen keras ini bahkan seperti bangga sanggup mengkhatamkan semua jenis kemaksiatan. Ya mabuk. Ya main perempuan. Ya judi. Dll. Dst. Dsb. Mungkin cuma nyolong yang dia lewati. Soal main perempuan, Kasan pernah bercerita kepada para tetangga. Lucunya, hal itu diceritakan di malam setelah slametan anak pertamanya yang meninggal karena kecelakaan. Dengan bangga sudah berapa wanita yang pernah dia tiduri. “Niku kulo piringaken saking saking walike slambu. Ealah, wis tuwek kok ra tobat-tobat,” kata Ijem saat membesuk suaminya di sebuah polsek kawasan Surabaya Barat. Kasan ditahan karena kasus perjudian. Kebetulan waktu itu Memorandum sedang mengurus surat keterangan kehilangan STNK motor. Sebenarnya Mak Ijem tidak percaya betul soal suaminya yang bercerita sedikitnya pernah tidur dengan lebih dari 100 wanita. Kata Mak Ijem: nggedabrus. Siapa wanita yang mau ditiduri lelaki loyo seperti Kasan. Didekati saja wahing. “Cobi digalih, percados tah menawi piyambake nate ngeloni penyanyi dangdut Jakarta? Crito kok khayal men. Kok kados ngemu uli,” tutur Mak Ijem, disambung tawa kecil. Memorandum yang urusannya sudah selesai tidak segera beranjak pulang. Asyik mendengar cerita Mak Ijem. Bahkan, atas permintaan Memorandum, Kasan sempat dikeluarkan dari ruang tahanan walau hanya sejenak. Penasaran. “Kena kasus apa Mbah Kasan?” tanya Memorandum. “Maen kartu kalih konco-konco. Sakjane mboten onok isine kok. Maen kartu biasa mantun tahlilan pitung ndinane tanggi . Kok dicekel,” tutur Kasan tanpa ekspresi. “Ngaku ae. Maeng jare kalah seket?” sela Mak Ijem. Kasan diam, terus balik ke ruang tahanan. “Nggih ngoten niku penggaweane. Nek gak judi, mabuk; nek gak mabuk, judi. Mbulet koyok susur.” Mak Ijem juga bercerita yang katanya sangat lucu. Suatu saat suaminya tiga hari tidak pernah copot sarung dan berkali-kali ke kamar mandi. “Opo maneh ki?” batin Mak Ijem kala itu. Dia hanya bertanya dalam hati, tidak berani mengucapkan. Ketika ada kesempatan, dicobanya mengintip dari lubang ventilasi. Hla dalah, anunya sang suami tampak sangat besar. Bukan besar biasa melainkan abuh. Ujungnya diblebet tisu. “Kenek maneh? Kepathil maneh? Kapok,” kata Mak Ijem mengulang kata-katanya waktu itu. “Piyambake kenging rojo utan (mungkin maksudnya raja singa, red).” (bersambung)
Sumber: