Menerima Kos Wanita (3 – habis)
Berswalayan sambil Mengintip
Berbulan-bulan tidak ada laporan hasil spionase anak-anak. Artinya, kemungkinan Bambang ada main dengan salah satu atau salah dua anak-anak kos sangat kecil. Atau malah mungkin nihil. “Sampai di sini aku berbalik sangka jadi kasihan kepada Bembeng. Jangan-jangan dia terkena penyakit tidak bisa gini,” kata Winta sambil memainkan tulunjuknya naik-turun. Namun saat hal itu disampaikan kepada yang bersangkutan, Bambang malah marah. Dia merasa dirinya masih normal, hanya saja dia memang tidak ada hasrat ke sana. Bambang mengaku fokus kepada sesuatu. Lambat laun Winta dapat berdamai dengan masalah nafkah batin ini. Dia mencoba menerima apa pun keadaan Bambang secara ikhlas. Kalaupun nanti terpaksa tidak bisa mendapatkan kepuasan dari Bambang melalui senjata utamanya, ia berupaya puas walau hanya melalui kerajinan tangan sang suami. “Akhirnya aku pasrah, Pak. Sampai suatu sore aku merasakan tubuhku meriang. Terpaksa aku menutup toko dan beristirahat di kamar. Saat itulah aku mendengar suara glodakan samar-samar dari arah kamar mandi,” kata Winta. Dia lantas mengeceknya, ada apa. Tidak seperti biasa, pintu kamar mandi terbuka blak. Lebih tidak biasa, lubang plafon—yang biasanya digunakan untuk mengecek kabel listrik—terbuka. Ada tangga kecil di bawahnya. Dengan bersusah payah Winta mencoba melongok melalui lubang tadi. Duh Gusti… agak lumaya jauh darinya, dia melihat Bambang sibuk berswalayan memuaskan syahwatnya. Sementara tangannya berkarya mandiri, matanya berkonsentri mengintip melalui lubang kecil di bawah dia. Suara air berdebur menandakan ada yang sedang mandi di bawah sana. Spontan Winta berteriak, “Bembeng…!” Suaranya cempreng namun terdengar hingga radius bermeter-meter. Bambang kaget dan tepeleset jatuh berdebum di kamar mandi salah satu anak kos. “Akhirnya Bambang dengan hanya bersarung tanpa baju diarak warga ke balai kelurahan. Anak-anak kos jadi saksi dia (Bambang, red) melanggar susila: mengintip orang mandi sambil memuaskan diri,” kata Winta, yang lantas menggugat cerai. Peristiwa itu membuka kedok Bambang. Anak-anak kos yang selama ini mengira glodak-glodak di plafon kamar mandi adalah suara tikus jadi salah tingkah. Kini, setelah ketahuan Bambang sering mengintip anak-anak kos mandi, mereka memeriksa plafon kamar mandi masing-masing. “Laki kok goblok gitu. Dikasih barang yang asli malah cari barang yang KW,” rutuk Winta kepada sang suami, yang sebentar lagi bakal berstatus mantan di depan matanya. (jos, habis)Sumber: