Orang Gila Serbu Surabaya
SURABAYA - Banyak orang gila yang menyerbu ke Surabaya. Akibatnya, Liponsos Keputih didominasi orang gila yang terjaring razia Satpol PP Kota Surabaya. Bahkan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya setiap bulan rutin memulangkan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) khususnya orang gila ke daerah asalnya. Dari Januari hingga Juni tahun ini, sebanyak 294 orang gila sudah pulang setelah dinyatakan sembuh oleh tim dokter spesialis jiwa. Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Supomo mengatakan setiap bulannya pasti ada orang gila yang dipulangkan karena memang sudah dinyatakan sembuh. Pada Januari 2019, ada 20 orang yang dipulangkan, Februari ada 51 orang, Maret ada 61 orang, April ada 38 orang, Mei ada 42 orang, dan Juni ada 82 orang. Menurut Supomo, mereka yang dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang itu akan diantar oleh relawan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK). Para relawan ini akan mengantarkan PMKS itu hingga sampai ke keluarganya masing-masing. Karenanya, banyak cerita tak terduga yang dirasakan dan dialami oleh para TKSK ini. Bahkan, ada cerita ketika mengantarkan pulang orang gila ke rumahnya, ternyata pihak keluarga sedang menggelar pengajian 1.000 harinya. “Hingga saat ini, penghuni Liponsos mencapai 1.073 orang. Sebanyak 948 orang berada di liponsos. Ada 125 orang lainnya sedang menjalani rawat inap, 70 orang di Rumah Sakit Lawang dan 50 orang lagi di Rumah Sakit Menur,” tegasnya. Lebih rinci, Supomo menjelaskan bahwa dari 948 orang itu, 824 orang ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), 47 orang gepeng, 49 orang lansia, 11 orang anjal, dan 17 orang tindak asusila. Sebagian besar dari mereka bukan asli Surabaya, melainkan berasal dari luar kota dan bahkan luar pulau, seperti ada yang dari Aceh, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Sumatera dan Bengkulu. Supomo mengaku bersyukur karena data dari tahun ke tahun yang masuk ke liponsos sudah ada pengurangan. Ia pun menyebutkan data tahun 2017, yang mana saat itu penghuni liponsos mencapai 1.600 orang. “Nah, di tahun 2019 ini, sudah ada 1.073 orang. Ya kalau dibanding tahun 2017 memang ada pengurangan,” kata dia. (udi)
Sumber: