Wagub Jatim Harap Pemuda Ikut Berperan di Bidang EBT
Surabaya, Memorandum.co.id - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mendorong kaum milenial di Jatim untuk berperan konkret di bidang energi baru terbarukan (EBT). Potensi EBT di Indonesia sangat tinggi. Dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah No.79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pada 2025 pemanfaatan energi primer dan energi final seperti pembangkit listik sekitar 115 giga watt. Melihat besarnya potensi itu, Rumah Millenial Jatim menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait EBT. Wagub Emil saat menghadiri forum diskusi virtual yang digelar Rumah Millennial Jatim. Focus Group Discussion dengan tema "Membangun Kebijaksanaan Pemuda terhadap Pengembangan Enegi Baru Terbarukan dan Berkelanjutan" itu diikuti milineal seluruh Jatim. Hadir sebagai pemateri dalam forum milineal tersebut, Kementerian ESDM diwakili oleh Dirjen EBTKE sebagai regulator, pakar akademisi EBT dari Universitas Indonesia, Manager Eksekutif Direktur Niaga PT PLN (Persero) dan pemerhati lingkungan Walhi Jatim "Ini tantangan bagi kaum milenial. EBT harus bisa menghadirkan ruang keilmuan dalam perumusan kebijakan publik. Bukan hanya kepentingan semata. Diskusi semacam ini harus menghasilkan hal-hal konkrit," kata Wagub Emil Dardak, Kamis (8/7/2021). Emil mengimbau kepada para milenial, juga jangan apatis terhadap politik. Sebab kebijakan apa pun melalui proses politik. Jadikanlah keilmuan menjadi salah satu warna dibandingkan hanya sekadar kepentingan dalam diskursus kebijakan publik kita. Sementara, Koordinator Rumah Millenial Jatim, Febryan Kiswanto mengajak seluruh milenial di Jatim berpartisipasi menjaga kehandalan dan kedaulatan energi di Indonesia. "Mari berkolaborasi. Bagaimana lingkungan tetap terjaga dengan EBT," kata Febriyanto. Kementerian ESDM RI yang diwakili oleh Koordinator Keteknikan Lingkungan dan Panas Bumi, Dirjen EBTKE, Roni Chandra Harahap menyampaikan, bahwa pemerintah melaksanakan komitmen Paris Agreement. Mengurangi emisi karbon hingga 2 derajat. "Roadmap pengembangan EBT akan terus berlangsung. Pada 2020 bauran EBT sebesar 11,2% dan pada tahun 2025 akan mencapai 23%," terang Roni. Perwakilan PLN menyebut, bahwa penambahan produksi energi baru selalu didasarkan pada kehandalan dan ketahanan energi nasional. Konteks nya adalah Green Energy untuk multiplier effect yang menguntungkan bagi lingkungan dan masyarakat. Peneliti dari Institute Sustainable Earth and Resources Universitas Indonesia, Dr Eng Yunus Daud menyebutkan, bahwa keberadaaan energi geothermal di negeri ini harus dikuti penguasaan teknologi pengembangan EBT dalam rangka mendukung perwujudan energi bersih di kemudian hari. (Mg6)
Sumber: