Pasutri Setahun Gagal Penetrasi (1)
Tebus Ayam Cemani Rp 125 Juta
Setahun lebih Yono (bukan nama sebenarnya) tidak pernah berhubungan seks vs istrinya, sebut saja Yani. Dia sudah berusaha keras permisi masuk dengan lembut, tapi gagal. Dengan paksa pun tetap gagal. Yono selalu merasa senjatanya seperti berhadapan dengan tembok tebal. Kayak tembok China, yang hanya bisa ditembus ilusionis David Copperfield. “Keras. Gerbangnya tidak mau membuka. Tertutup rapat seperti terkunci dari dalam,” tutur Yono kepada pengacaranya di kantor seputar Pengadilan Agama (PA) Surabaya, beberapa waktu lalu. Yono mengaku pernah memakai pelicin, namun hasilnya jauh lebih fatal. Selip dan rasanya seperti patah. “Kami sempat menyerah dan putus asa. Yani sampai mempersilakanku cari wanita di luar asal tak meninggalkannya,” imbuh Yono. Yono tersinggung. Marah. Ia menegaskan bahwa cintanya kepada Yani adalah cinta murni yang tidak dilandasi hawa nafsu. Andai sampai akhir hayat tidak berhasil juga, dia rela menerimanya. “Kan ada jalan lain,” kelakarnya sambil melirik si pengacara. Mereka tersenyum. Memorandum yang duduk di antara mereka ikut-ikutan tersenyum. Tidak hanya Yono yang tersiksa setiap akan mengadakan pertempuran. Yani pun merasakan siksaan yang tidak kalah menyakitkan. “Dia merasakan nyeri yang amat sangat di area itunya,” kata Yono. Ketika Yono memaksa pakai pelicin, Melati bahkan merasakan nyeri yang tidak lagi tertahankan. Dia pingsan saat Yono berusaha menekan gerbang suwarga-nya. Yono sendiri terlempar ke samping dan jatuh ke lantai. Selip. Yono pernah mengajak Yani konsultasi ke dokter atau psikiater, tapi istrinya menolak dengan alasan malu. Saat itulah Yani mempersilakan Yono mencari wanita di luar. “Lucunya, Yani malah menyarankan konsultasi dengan wong pinter. Ia curiga ada orang lain yang mengguna-gunai kami,” kata Yono, yang mengaku terpaksa menuruti kemauan Yani karena istrinya tersebut hampir setiap hari merajuk. Yani curiga ada mantan-mantan Yono main dukun, menutup jalan kenikmatan lelaki yang memang ganteng dan gagah ini. Akhirnya Yono menurut supaya Yani tidak ngambek. Pasangan suami-istri yang sangat serasi ini kemudian ke Banyuwangi, tempat nenek Yani, untuk berikhtiar. Saran ini memang datang dari nenek Yani, yang ngakunya punya tetangga wong pinter yang dungdeng. Yono sebenarnya sejak awal sudah tidak percaya. Tapi karena desakan Yani, ia akhirnya—ya itu tadi—manut grubyuk. Termasuk menyediakan keperluan-keperluan yang tidak masuk akal. Antara lain sewek parang rusak, banyu pitung sumur, kembang pitung warno, serta ayam cemani dan telur yang belum jatuh tersentuh tanah. “Ada syarat yang tidak bisa saya penuhi, yaitu ayam cemani. Untung mbah wong pinter-nya punya, tapi baru akan diambil di lereng tinggi Gunung Raung. Cuma harus ditebus dengan mahar Rp 125 juta,” kata Yono. (jos, bersambung)Sumber: