Suka Duka Relawan, 20 Kali Gagalkan Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19
Malang, Memorandum.co.id - Para stakeholder di Kota Malang terus melakukan imbauan dan sosialisasi protokol kesehatan 5M. Masyarakat diminta disiplin memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan hingga mengurangi mobilitas. Imbauan itu salah satunya dilakukan Kapolsek Kedungkandang, Kompol Yusuf Suryadi. Di tengah kesibukan menjaga keamanan wilayahnya, ia selalu turun langsung ke lapangan melakukan sosialisasi protokol kesehatan 5M. Bahkan, atas kegigihannya itu, Kapolsek Kedungkandang, Kompol Yusuf Suryadi mendapatkan penghargaan Promoter Reward dari Lemkapi atas jasanya menggagalkan upaya pengambilan paksa jenazah Covid-19. "Kami tak akan pernah lelah melakukan sosialisasi protokol kesehatan 5M. Kami ingin memberikan edukasi kepada masyarakat. Bahwa Covid 19 itu ada, dan hingga saat ini pandemi tersebut belum berakhir," terang Kapolsek Kedungkandang, Kompol Yusuf Suryadi ditemui Memorandum.co.id, Rabu (30/6/2021). Sebagai salah satu anggota relawan Covid-19 ia mengaku telah merasakan berbagai suka dan duka. Sukanya, hal itu adalah bagian dari profesi sebagai anggota Polri dalam menangani dan memerangi Covid 19. "Kami selalu berkoordinasi dengan pihak Puskesmas serta tokoh masyarakat, terkait penanganan Covid 19 di wilayah Kedungkandang," lanjutnya. Dirinya kamudian mengingat, saat baru menjabat sebagai Kapolsek Kedungkandang pada bulan Maret 2020. Saat itu, satu orang terkonfirmasi positif Covid 19 di wilayahnya di kawasan Sawojajar. Saat itu, ia langsung dihadapkan dengan pandemi yang belum sepenuhnya dikenali. "Saya pun langsung berkoordinasi dengan Satgas Covid 19 Kecamatan maupun Kota dan Polresta Malang Kota. Tujuannya, untuk menangani kasus itu," akunya. Dengan pemberian obat herbal yang diberikan oleh Polresta Malang Kota dan Satgas Covid 19 Kota Malang, akhirnya orang tersebut bisa sembuh dari Covid 19. Dari pengalaman koordinasi itu, akhirnya diimplementasikan hingga saat ini. "Dan alhamdulillah menunjukkan hasil, dimana grafik pertambahan kasus Covid 19 di wilayah Kedungkandang mengalami penurunan yang cukup signifikan," imbuhnya. Sementara untuk dukanya, sebagai anggota relawan Covid 19, pria kelahiran Malang, 8 Juli 1965 ini mengaku prihatin. Karena masih ditemukan ada masyarakat yang tak percaya Covid 19. "Saya sudah menggagalkan sebanyak 20 kali lebih upaya pengambilan paksa jenazah Covid 19. Biasanya pihak keluarga tak percaya, salah satu anggota keluarganya meninggal karena Covid 19 dan meminta untuk dimakamkan sendiri," terangnya. Bila sudah terlihat seperti itu (adanya upaya pengambilan paksa jenazah Covid 19), bapak dua anak ini pun langsung memberikan edukasi kepada keluarga korban. Pihaknya langsung memberikan edukasi Covid 19 kepada keluarga korban. Dengan pendekatan kasih sayang dan humanis namun tetap tegas. "Kami yakinkan agar jenazah dimakamkan oleh petugas sesuai protokol Covid. Karena kalau dimakamkan sendiri, resikonya tinggi dan malah membayakan pihak keluarga korban juga," ungkapnya. Dirinya tak lupa meminta kepada masyarakat, untuk sadar dan mengerti betapa bahayanya Covid 19. Covid 19 itu ada. Jadi ia minta dan mengimbau kepada masyarakat, tetap selalu patuhi protokol kesehatan 5M. (edr)
Sumber: