Cinta 1 Wanita 3 Lelaki (3-habis)
Dini Hari Tindih Anak Tiri
Pertengkaran, yang tidak pernah terjadi dalam dua perkawinan sebelumnya, kini terjadi. Wanita bermata lebar ini tak bisa memaafkan Bondan yang menduakannya. Tini yang mendengar pertengkaran mereka hanya bisa menangis. Setelah Bondan menyembah-nyembah minta maaf, Indah akhirnya luruh juga. Air mata Bondan di kaki Indah—yang waktu itu dianggap sebagai simbol penyesalan terdalam—mampu penghapus begitu saja dosa-dosa Bondan. Tidak lama setelah itu, ibunda suami kedua Indah—yang juga neneknda Tini—meninggal. Sejak itu Tini yang sebelumnya tinggal bersama neneknya kini tinggal di rumah Indah. Sebab, dia tidak pernah dekat dengan kerabat-kerabat ayahnya, kecuali sang nenek. Tini yang kuliah di perguruan tinggi swasta ternama di kawasan Surabaya Tengah ini mampu menghidupkan suasana rumah. Keceriaannya bahkan merebak hingga ke para tetangga. Dulu, sebelum ayahnya meninggal dan Tini tinggal bersama Indah, mereka memang sangat serasi. Namun, meninggalnya sang ayah, yang nyaris berbarengan dengan meninggalnya kakek Tini, meninggalkan pesan yang tidak begitu saja bisa dianggap sepele Tini. Ayahnya minta Tini menjaga nenek. Nah, karena nenek tak mau meninggalkan rumah tinggalan orang tuanya itu (buyut Tini), terpaksa Tini pindah ke rumah nenek. Kini nenek sudah tiada, jadi Tini bisa kembali tinggal bersama Indah, ibu tiri baik hati yang sudah dianggap Tini seperti ibu kandung sendiri. “Tini memang sangat dekat dengan Indah,” kata pengacara yang tinggal di Sidoarjo ini. Melihat tingkah laku Bondan, selama ini para tetangga sering mengingatkan agar Indah selalu waspada dan berhati-hati menjaga Tini dari Bondan. Tini sendiri juga diingatkan agar mampu menjaga diri dari lelaki kasar tersebut, yang sudah dikenal suka bermain perempuan. Ternyata peringatan para tetangga itu terbukti. Suatu pagi buta Indah memergoki Bondan sedang berada di kamar Tini. Dalam kondisi mabuk, lelaki itu menindih Tini yang pakaiannya sudah koyak. Tini tak mampu berteriak karena mulutnya disumpal kaus kaki, sementara kedua kaki dan tangannya ditali menyatu dengan tempat tidur. Beruntung gadis tersebut bisa menyenggol gelas di meja dekat tempat tidurnya, yang lantas bergelontang dan membangunkan Indah. Indah pun berteriak-teriak minta tolong tetangga dan segera menyelamatkan Tini. “Entahlah Bu Indah jadi melaporkan Pak Bondan ke polisi atau tidak. Yan jelas, dia (Indah, red) berniat menggugat cerai Bondan,” kata sang pengacara. (jos/habis)Sumber: