Terus Merugi, Pasar Induk Puspa Agro Dievaluasi
Surabaya, memorandum.co.id - Pasar Induk Modern Agrobis Puspa Agro di Desa Jemundo, Kabupaten Sidoarjo, dinilai tidak efisien dan terus merugi. Sehingga Komisi C DPRD Jatim mendesak Puspa Agro tak lagi di bawah naungan PT Jatim Graha Utama (JGU) yang selama ini menaungi unit usaha plat merah milik Pemprov Jatim itu. Anggota Komisi C DPRD Jatim Pranaya Yudha Mahardhika mengatakan, sejak dioperasikan profit yang dihasilkan Puspa Agro untuk Jawa Timur masih sangat minim. Sebagai perusahaan plat merah dinilai tidak maksimal memberikan kontribusi pada APBD Jawa Timur. Menurut politisi Partai Golkar ini, situasi itu bertolak belakang dengan alokasi dana yang disuntikkan APBD ke PT JGU. "Puspa Agro tidak memberi kontribusi dan profit yang memadai. Bahkan, tahun 2020 kemarin merugi sekitar Rp1 miliar," kata Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Jatim. Sejauh ini fungsi pasar induk belum berjalan dengan optimal. Hal ini bertolak belakang dengan semangat Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional. "Dalam hearing di Puspa Agro, saya merekomendasikan agar Jatim memiliki BUMD yang fokus dalam hal pangan, dan agar Puspa Agro dilepas (spin off, red) dari PT JGU," tegas Yudha. Dirinya berharap Puspa Agro fokus pada perdagangan bahan pangan. Disamping itu, luwes dalam kerjasama dengan pihak ketiga seperti perusahaan pangan, swalayan, pasar-pasar tradisional milik pemkab. "Kami berharao bisa berinovasi lebih cepat agar bisa memberi kontribusi pada PAD Jawa Timur," terangnya. Pranaya Yudha menyampaikan bahwa Puspa Agro dan PT JGU secara core bisnis berbeda. Dimana JGU bergerak di bidang properti. Sementara Puspa Agro bergerak di bidang bisnis pertanian dan agrokulutra, termasuk sayur mayur dan buah. "Kami mendesak agar Puspa Agro menjadi BUMD saja. Lebih leluasa mengembangkan usahanya. Tak lagi menjadi anak perusahaan PT JGU. Tak ada lagi alasan PT JGU terbebani Puspa Agro," pungkas Yudha. (day)
Sumber: