Diterjang Hujan, 150 Hektare Lahan di 5 Desa Tulungagung Terancam Gagal Panen
Tulungagung, memorandum.co.id - Ratusan hektare lahan pertanian yang ada di Desa Simo, Majan, Winong, Mangunsari dan Tawangsari, Kecamatan Kedungwaru terancam gagal panen. Kondisi ini dipicu oleh sempitnya saluran pembuangan atau saluran siphon di Desa Majan dan Simo. Sehingga, ketika hujan dengan intensitas tinggi turun seperti sekarang ini, maka akan meluap ke lahan persawahan di sekitarnya. Seperti dikatakan Camat Kedungwaru, Hari Prastijo dalam kunjungan kerja Komisi B DPRD Tulungagung ke Kecamatan Kedungwaru, Senin (21/6/2021). "Bahkan, areal persawahan di Kecamatan Karangrejo, Kauman dan Tulungagung juga turut berimbas. Karena satu areal ya," ucapnya. Menurut Hari, ancaman gagal panen ini membuat petani tidak lagi bisa menanam dengan serempak. Imbas lainnya adalah munculnya hama tikus yang menyasar tanaman petani saat pola tanam petani tidak serempak. "Dengan pola tanam yang tidak sama itu, menjadikan area persawahan di lima desa tersebut jadi sasaran ancaman hama tikus. Karenanya, masih ada ketersediaan pangan bagi hama untuk menyerang," terangnya. Hari Prastijo berharap, anggota Komisi B bisa mengakomodir masalah ini. Mengingat kondisi tersebut terjadi sudah cukup lama dan berulang-ulang. "Kita ketahui anggaran untuk pelebaran cukup besar. Namun petani sangat berharap dapat segera ditangani meski harus menunggu 1 - 2 tahun lagi," tandasnya. Sempitnya saluran siphon ini juga diakui oleh Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kabupaten Tulungagung, Anang Pratistianto. Mantan camat Kedungwaru ini mengungkapkan, saluran tersebut sebenarnya bisa berfungsi, namun tidak maksimal karena kondisinya yang sempit dan memicu luapan saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. "Sebenarnya fungsi, tapi terlalu sempit," ucapnya. Pihaknya telah mengusulkan anggaran kepada pemerintah daerah untuk melakukan normalisasi di saluran yang ada. Sebab imbas dari luapan air di saluran tersebut tidak hanya mengenai sawah di kecamatan Kedungwaru saja. Bahkan sesuai dengan perhitungannya, luapan bisa berimbas pada 300 hektar sawah yang ada di 4 kecamatan. Yakni Kedungwaru, Karangrejo, Kauman dan Kecamatan Tulungagung. "Dari hitungan teknis, untuk mengganti pintu yang rusak dan menormalisasi saluran tersebut membutuhkan biaya Rp 300 juta. Nantinya kita usulkan pada perubahan anggaran keuangan (PAK) ini, dengan harapan tahun ini juga dapat dilakukan," pungkasnya. (fir/mad)
Sumber: