Semua Ruangan Multiguna
Oleh: Noor Arief HIDUP di kapal perang beberapa hari mulai terbiasa bagi saya. Kendati terbatas,tapi saya bisa memakluminya. Nyaris semua ruang multiguna. Helipad di dek D misalnya. Lebar Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar 590 yang 22 meter, cukup lapang untuk menjadi tempat apel. Kendati harus berdempet-dempet dan hanya berjarak setengah lencang saja dari para prajurit. Di tempat ini juga digelar syukuran yang dihadiri semua awak kapal. Semua prajurit di KRI Makassar 590 yang terlibat dalam latihan Armada Jaya XXXVII/2019 ini. Terasa ramai karena di dek ini berjubel lebih dari 500 personel. Dari pangkat bintang dua sampai bintara. Guyub. Kamar tidur dan kamar mandi juga sangat multiguna. Dalam kamar yang dihuni belasan personel, tetap terasa nyaman. Kendati ketika kita duduk, baik di ranjang bawah maupun atas, kita tidak bisa menegakkan kepala. Sudah terbentur atap. Semua bagian multiguna. Termasuk pojok helipad sisi lambung kiri yang menjadi tempat kami para awak media merokok. Tentu ditemani satu dua gelas kopi dan enam atau tujuh awak media. Berbagi kopi, biasa. Semula saya yang tergolong perokok, kendati bukan kategori berat, sempat bingung apakah selama pelayaran tidak boleh merokok. Nyatanya boleh merokok, kendati di areal yang cukup terbatas. Kami menemukan pojok helipad sisi lambung kiri. Dekat dengan bak sampah yang memudahkan kami membuang puntung rokok. Selama pelayaran, di tempat inilah kami para awak media merokok. Sedikit berbeda antara merokok di darat dan di atas kapal. Rokok menjadi lebih cepat habis karena selain isapan juga dihembus angin laut yang kencang. Beberapa di antara kami para awak media menyediakan yang kretek agak sedikit lebih awet. Kalau siang, kami pindah tempat di sekitar areal sekoci kapal. Siang hari, pojok helipad sisi lambung kiri terpapar sinar matahari. Panas dan kami harus pindah tempat. Selain siang, kami kembali. Sebenarnya ada meja kursi di sisi kiri hanggar heli. Tapi di sana lebih sering para perwira menengah senior TNI AL yang juga perokok. Kecuali kalau malam dan kami tidak bisa tidur, kami bisa duduk di sana. Sering juga masih ada sisa camilan para perwira menengah tersebut. Lumayan buat camilan sembari merokok. Nyaris selama pelayaran, di tempat tersebut, kami para awak media di KRI Makassar 590 bebas merokok. Kecuali saat sedang perang gelap dengan menutup semua pintu kapal, kami dilarang merokok di helipad. Tapi kami masih bisa merokok di kursi samping kiri hanggar heli. Saya dan semua awak kapal juga sempat merasakan larangan buang air. Selama kurang lebih satu jam. Itu saat kapal sedang berlatih penyapuan ranjau laut. Saluran air yang terbuka akan membawa kerusakan kapal perang yang lebih parah. Andai ada ranjau laut yang meledak. Selama kurang lebih satu jam, semuanya menahan diri.Tidak buang air. Oh iya, saya sudah menceritakan pojok helipad sisi lambung kiri, tempat kami para awak media merokok. Sekarang saya ceritakan pojok helipad sisi lambung kanan. Di sana adalah tempat merokok juga untuk perwira pertama TNI AL yang perokok. Kami beberapa kali berbagi tempat. Terutama saat satu wilayah kami terpapar sinar matahari. Kami juga sempat bergabung di bawah bayang-bayang sekoci kapal. Damai.(rif/be/bersambung)
Sumber: