Sering Sakit Kepala, Siloam Hospitals Surabaya Ajak Masyarakat Waspadai Penyebabnya
Reporter:
Agus Supriyadi|
Editor:
Agus Supriyadi|
Rabu 26-05-2021,07:35 WIB
Surabaya, memorandum.co.id - Sakit kepala terkadang dapat menyerang tanpa kita ketahui. Kondisi inilah yang dapat menggangu jalannya aktivitas sehari-hari. Penyebab dari sakit kepala ternyata bisa dari genetik dan faktor pemicu. Dari segi genetik, bakat sakit kepala dapat diturunkan.
Walaupun masih dalam kondisi pandemi COVID-19, penyakit lain seperti sakit kepala tetap bisa menyerang siapa saja dan di mana saja. Hal ini yang tidak menyurutkan Siloam Hospitals Surabaya untuk tetap aktif memberikan edukasi kepada masyarakat. Secara rutin dan virtual, Siloam Hospitals Surabaya mengadakan “Bincang Sehat Bersama Siloam”.
Acara ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan edukasi terkait kesehatan. Pada kegiatan kali ini, narasumber yang hadir adalah DR. Dr. M Arifin Parenrengi, Sp.BS (K). Dokter yang akrab disapa dokter Arifin ini merupakan salah satu dokter spesialis bedah saraf konsultan di Siloam Hospitals Surabaya yang aktif mengedukasi masyarakat untuk selalu menjaga kesahatan.
Sebagai narasumber, dr Arifin mengingatkan bahwa sakit kepala jangan dianggap remeh. Beberapa pengertian terkait sakit kepala dipaparkan di awal kegiatan antara lain:
- Serangan berdenyut /tekanan/tumpul/tajam.
- Setengah sisi/lokasi tertentu/seluruh kepala.
- Bisa berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya.
- Pria 3-4x lebih sering mengalami.
- Aura bisa mendahului/menyertai sakit kepala.
- Wanita yang mengalami sakit kepala + aura akan meningkatkan risiko terjadinya stroke.
Penyebab terjadinya sakit kepala bervariasi, dr Arifin memaparkan bahwa sakit kepala bisa jadi karena genetik dan faktor pemicu. Dikatakan genetik karena jika orang tua menderita sakit kepala maka 50-75% anak akan mengalami sakit kepala.
Untuk mengetahui kelainan pada otak yang dikarenakan genetik bisa dilakukan skrining dengan menggunakan MRI atau CT Scan. Sedangkan untuk faktor pemicu, dibagi menjadi 2 yaitu, pemicu yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan seperti cuaca dan fluktuasi hormonal (menstruasi dan perimenopause).
Dokter Arifin memberikan tips kepada para peserta kegiatan untuk mencegah sakit kepala, antara lain: buat catatan harian untuk mempelajari pemicu, obati segera setelah merasa ada serangan, pertimbangkan tindakan pencegahan jika sering mengalami serangan, dan patuhi jadwal tidur.
Selain tips yang diberikan, Dokter Arifin memberikan peringatan kepada mereka yang sering mengalami sakit kepala berulang untuk tidak menganggap sepele penyakit ini. 3 tanda yang harus diwaspadai adalah sakit kepala disertai dengan aura karena dapat berisiko stroke, sakit kepala yang sering / berulang jenis apa pun, serta sakit kepala yang intens.
Ketiga tanda ini menjadi warning di mana penderita harus segera ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Pemeriksaan awal yang biasa dilakukan pada penderita sakit kepala adalah pemeriksaan MRI di mana di Siloam Hospitals Surabaya dapat dilakukan.
Jika terjadi kondisi yang lebih parah, Dokter Arifin menginfokan untuk segera ke UGD terdekat. “Tindakan yang dapat dilakukan jika memang dibutuhkan adalah dengan neuroendoskopi. Siloam Surabaya kita punya alat generasi terbaru yang canggih dan memiliki manfaat maksimal untuk penanganan.” ujar dr Arifin.
Melalui kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa (25/5/2021), Siloam Hospitals Surabaya juga menginfokan kepada masyarakat bahwa walaupun dalam masa pandemi, masyarakat tidak perlu khawatir untuk berobat di Siloam Hospitals Surabaya.
Dokter Antonius Setiadi, perwakilan dari manajemen Siloam Hospitals Surabaya menambahkan bahwa saat ini, gedung utama Siloam Hospitals Surabaya adalah clean and safe hospital. Area perawatan pasien COVID-19 terpisah dengan gedung utama sehingga masyarakat yang mau melakukan medical checkup atau pun perawatan tidak perlu ragu lagi. Selain clean and safe hospital, skrining protokol kesehatan yang ketat juga tetap diterapkan agar setiap pelayanan aman bagi pasien dan tenaga kesehatan.(*/gus)
Sumber: