Sodorkan Adik untuk Menjalin Hubungan di Belakang Layar
Oleh : Yuli Setyo Budi, Surabaya Sejak mertuanya mendengar vonis mandul terhadap Nana, mereka tidak pernah menyambut kedatangannya saat sowan ke Solo. Mereka juga tidak lagi ujag-ujug muncul di rumah Nana di Surabaya, sebagaimana sebelum-sebelumnya. Memorandum yang mengajak Nana minum segelas es teh di samping gedung pengadilan disambutnya tanpa kata. Dia hanya mengiyakan isyarat tangan Memorandum. Di sini Nana ternyata mengungkapkan fakta baru yang benar-benar tak disangka. “Mira, adik perempuan Liana, suatu saat mampir ke rumah di Solo sepulang dari Jogjakarta. Mira itu teman sekolah dan kuliah Mas Kozin. Inilah awal masalah saya,” tutur Nana. Sejak kunjungan itu ibu mertuanya sering menanyakan keberadaan Liana ke Kozin, kirim salam kepadanya, bahkan menitipkan oleh-oleh. Hingga suatu hari, Kozin dengan serius membuka percakapan sedahsyat halilintar kepada Nana. “Kanjeng Ibu minta saya menikahi Mira,” Kozin membuka percakapan menjelang tengah malam, pada suatu hari. Rupanya selama ini Liana sengaja menyodorkan adiknya untuk dinikahi Nanang. Kedua kakak beradik ini sangat sering sowan ke Solo sebagai langkah pendekatan. Sebenarnya keanehan-keanehan sudah terjadi sejak itu. Misalnya, si ibu mertua sering memanggil pulang Kozin. Yang aneh, Kozin dilarang mengajak serta dirinya. Itu terjadi berkali-kali. Dan sepulang dari Solo, Kozin tak pernah berterus terang mengapa disuruh pulang. Kalaupun menjawab, itu hanya singkat. Dikatakan bahwa ada masalah keluarga yang membutuhkan kehadirannya. Karena itu, Nana sempat kaget kala diajak Kozin sowan ke Solo. Ada apa ini? Dengan hati berdebar Nana mendampingi suaminya. Yang mengagetkan, ternyata ibu mertuanya mendudukkan Nana dan Kozin secara khusus. Tanpa basa-basi, sang ibu mertua memberinya dua pilihan kepada Nana: mau dimadu dengan Mira atau diceraikan Kozin. Sebagai anggota keluarga priyayi Solo yang mambu-mambu keraton, Kozin tidak mampu menolak. Ngendikane ibu ibarat sabdo panditaning ratu yang tak bisa dibantah. “Rupanya Liana ingin posisinya yang lepas dari Mas Kozin digantikan Mira. Siapa sih yang tak ingin menjadi anggota keluarga besar keraton?” Yang disesalkan Nana, sama sekali tak ada perlawanan dari Kozin. Lelaki yang mulanya dirasakan teramat sangat mencintainya itu tiba-tiba berbalik arah pandang. Mira memang cantik dan tampak lembut. Ini terkesan dari foto yang sempat diperlihatkan Nana. “Lantas Mbak Nana memilih alternatif kedua?” tanya Memorandum. “Seperti yang Anda lihat sekarang. Mudah-mudahan prosesnya berjalan dengan lancar,” jawabnya. Ada sebentuk senyum di antara kedua pipinya. Lebih tepatnya bukan senyum, melainkan seringai. Ada fakta mengejutkan lain yang ditemukan Nana. Ternyata Liana tak hanya jadi mak comblang yang mempertemukan Kozin dan adiknya. Liana memanfaatkan posisinya yang dekat dengan Kozin untuk kembali meraih cinta lamanya. “Aku khawatir Mira hanya dijadikan alat untuk mendekatkan diri dengan Mas Nanang. Jujur aku pernah baca WA di HP Mas Kozin pascabeliau berkencan vs Liana. Jelas sekali WA itu. Tidak bisa menipu,” kata Nana. “Tapi biarlah, sebentar lagi aku sudah bukan siapa-siapa di antara mereka. Mau apa saja, silakan. Bukan urusanku,” tandas Nana. (habis)
Sumber: