Ayah Mertua Terbongkar sebagai Muncikari

Ayah Mertua Terbongkar sebagai Muncikari

Toni (samaran) kaget mendengar mertuanya ternyata seorang muncikari. Ini benar-benar di luar dugaan. Kabar ini disampaikan kepada Nunung (samaran), sang istri. Nunung jauh lebih kaget. Dia bahkan nyaris hilang kesadaran saat mendengar kabar itu dari suaminya.   “Perilaku ayah benar-benar jauh dari agama,” kata Nunung sebagaimana ditirukan Toni saat ditemui di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, beberapa waktu lalu. Toni berada di PA karena dipaksa ayah dan ibunya menceraikan Nunung. Mereka mengaku malu. Menurut Toni, sebenarnya kedua mertuanya dikenal para tetangga sebagai orang-orang yang baik. Grapyak. Andap asor. Sopan. Murah hati. Mudah bergaul. Dll. Dsb. Dst. Intinya: top markotop. Hanya satu kekurangan mereka. Terutama di mata Toni dan kedua orang tuanya. Ayah-ibu Nunung pada waktu-waktu terakhir diketahui sama sekali tidak pernah menjalakan perintah-perintah agama. Bukan karena faktor malas, tapi sepertinya sengaja ditinggalkan. Toni mengatakan disengaja, karena dia pernah beberapa kali mengingatkan lewat Nunung tapi tidak dihiraukan. Satu-satunya syariat yang mereka jalankan hanya membayar zakat. Kalau urusan yang ini, mereka mengeluarkan sebagian hartanya tanpa hitungan. Berlehih-lebih. Setiap tahun mereka selalu berbagi-bagi harta di jalan raya depan rumah. “Ketika saya ingatkan sambil guyon kenapa tidak berhaji, alasannya tidak berani ke tanah suci. Takut diazab karena merasa tidak pernah salat dan puasa,” kata Toni. Kini, setelah tahu ayah mertua ternyata seorang muncikari, Toni jadi tahu alasan mengapa mertuanya tidak berani berumrah atau berhaji. “Makanya, aku harus mencari cara untuk menyadarkan mertua yang perilakunya mengarah ke kesesatan,” kata Toni. Untuk mengetahui sejauh mana ayahnya menjalankan bisnis haram ini, Toni melihat isi kamar misterius ayahnya. Maka, suatu hari Toni berusaha masuk kamar tersebut melalui plafon. Di dalamnya ternyata terdapat lemari penuh buku dan album. Setelah mempelajarinya, Toni berkesimpulan bahwa mertuanya memang berprofesi sebagai pengerah tenaga kerja. Tapi selain itu, ayah mertua juga menjalankan praktik prostitusi di kota banyak besar. Toni berusaha menyembunyikan fakta ini kepada kedua orang tuanya yang seorang ulama disegani. Jangan sampai terjadi kesalahmengertian. Ternyata terlambat. Pada saat itu kedok ayah mertuanya terbongkar. Beritanya menyebar di mana-mana. Tidak hanya media sosial, kabar tersebut muncul di media mainstream. Televisi dan koran-koran berebut menjadikannya headline. “Ayah langsung memanggil saya dan dengan tegas minta saya menceraikan Nunung. Padahal, kami baru menikah tidak lebih dari setahun lalu,” kata Toni. Nunung tidak berani menolak. Dia sendiri telanjur malu. Dia kabarnya pulang ke rumah tantenya di desa dan tidak kembali ke rumah orang tuanya. Toni berusaha menemui Nunung untuk membicartakan masalah ini, tapi belum sempat menemui sang istri. Setelah mendengar ayah Toni meminta anaknya menceraikan Nunung, dia hanya mengirim pesan pendek di HP Toni. Isinya singkat: saya menerima apa pun yang Mas Toni lakukan. Dan jangan mencari saya lagi. Saya ada di rumah Tante di desa. Mas Toni tidak akan bisa menemukan saya. (jos)  

Sumber: