Ditangkap KPK, Ini Sosok Bupati Nganjuk

Ditangkap KPK, Ini Sosok Bupati Nganjuk

Surabaya, memorandum.co.id - Bupati Nganjuk H. Novi Rahman Hidhayat, S.Sos, MM, diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT), Minggu (9/5/2021). Berdasarkan informasi yang dihimpun, Mas Novi, panggilan karibnya, merupakan pengusaha yang memiliki 36 perusahaan. Bupati Novi juga punya tambang nikel, batubara, 120 bank perkreditan rakyat, dan banyak lagi. Saat maju mencalonkan diri menjadi Bupati Nganjuk, Novi diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Bermodal dukungan tiga partai tersebut dan 20 kursi legislatif, pria kelahiran Nganjuk 2 April 1980 tersebut berhasil meraup suara tertinggi bersama pasangannya, Marhaen Djumadi. Dalam Pilkada Nganjuk tahun 2018 itu, Pasangan calon nomor urut satu, Novi-Marhaen mendapatkan 303.195 suara, nomor urut dua, Siti Nurhayati-Bimantoro Wiyono mendapatkan 194.310 suara dan nomor urut tiga, Desy Natalia Widya-Ainul Yakin mendapatkan 56.515 suara. Berikut biodata Novi Rahman Hidayat Nama : H.Novi Rahman Hidayat, S.Sos, M.M Tempat, Tanggal Lahir: Nganjuk, 02 April 1980 Alamat: Dusun Bedingin, Desa Sukorejo, Loceret Pendidikan: - TK Dharma Wanita Desa Pacekulon, Kec. Pace - SDN 1 Pacekulon, Kec. Pace - SMPN 1 Nganjuk - SMU Unggulan Darul Ulum Jombang - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Blitar - Program Magister Manajemen Universitas Islam Kediri Pada 2018, saat maju menjadi calon Bupati Nganjuk, harta kekayaan Novi Rahman Hidayat sebesar Rp 94,1 miliar. Tahun berikutnya, saat resmi menjabat Bupati Nganjuk, kekayaannya meningkat menjadi 102,9 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 8 miliar dari tahun sebelumnya. Pada Desember 2019, Novi Rahman Hidayat kembali melaporkan harta kekayaannya. Kali ini jumlah kekayaannya naik menjadi Rp 116,8 miliar atau mengalami kenaikan 14 miliar dari tahun sebelumnya. Rinciannya, 32 bidang tanah senilai Ro 58,6 miliar. Tanah tersebut tersebar di berbagai kota, seperti Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Surabaya, Kediri, Jakarta hingga Kotawaringin Timur. Dalam garasinya, terdapat 3 mobil senilai Rp 764 juta. Harta bergerak lainnya Rp 1,2 miliar, surat berharga Rp 32,2 miliar, kas dan setara kas Rp 26,4 miliar. (gus)

Sumber: