Larangan Mudik, Pendapatan Jasa Penukaran Uang Anjlok

Larangan Mudik, Pendapatan Jasa Penukaran Uang Anjlok

Surabaya, memorandum.co.id - Menjelang Idulfitri 1442 Hijriah membuat para jasa penukaran uang ramai berjejer di pinggir jalan raya. Seperti di Jalan Ir Soekarno dan di sekitar tugu pahlawan. Namun, kebijakan pemerintah yang melarang mudik lebaran 2021 mulai 6 hingga 17 Mei, berdampak pada penghasilan jasa penukaran uang yang kini turun drastis. Nafis, yang membuka lapak di Jalan Ir Soekarno, Kecamatan Mulyorejo, mengaku pendapatannya anjlok karena hampir tidak ada warga yang mudik ke kampung. "Pendapatan saya turun 70 persen kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebelum corona, sehari bisa dapat Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta. Sekarang ya hanya sekitar Rp 200 sampai Rp 300 ribu, " ungkap Nafis, Minggu (9/5/2021). Sebelum masa larangan mudik berlaku, Nafis mengatakan bahwa sejak awal Ramadan telah memulai usaha penukaran uang ini. Menurutnya, penghasilan tetap menurun namun tak separah ketika pemberlakuan larangan mudik. "Sebelum tanggal 6 Mei juga menurun memang karena corona, tapi tidak sampai separah sekarang," ujarnya. Tak hanya Nafis, jasa penukaran uang di sekitar tugu pahlawan Jalan Bubutan Muslik juga mengalami penurunan omzet yang signifikan. Ia yang sudah membuka lapak selama 2 jam saja baru mendapatkan 2 penukar. "Sepi banget ya. Karena ada larangan mudik. Biasanya ramai kalau mau mudik, mereka pada nukar. Saya dari pukul 13.00, baru dua orang tukar," jelasnya. Menurutnya, larangan mudik membuat jumlah orang yang menukar uang turun drastis. "Sepi empat hari ini selama tidak ada mudik. Sebelum tanggal 6 Mei masih cukup ramai," pungkas Muslik. (mg-1/fer)

Sumber: