Jelang PTM, Epidemiolog Ingatkan Murid Belum Terlindungi

Jelang PTM, Epidemiolog Ingatkan Murid Belum Terlindungi

Surabaya, memorandum.co.id - Berdasarkan keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pembelajaran tatap muka (PTM) dapat dilaksanakan bagi sekolah yang telah menyelesaikan vaksinasi guru dan tenaga kependudukan. Sayangnya, Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menyebutkan kewajiban membuka sekolah usai guru dan tenaga pendidikan divaksin dianggap kurang tepat. Menurutnya vaksinasi terhadap guru hanya melindungi guru bukan murid. "Guru memang diberikan pengebalan melalui vaksinasi, itu untuk melindungi guru bukan melindungi murid. Risikonya bagi siswa cukup besar kalau daerahnya belum terkendali," ujar Windhu, Minggu (2/5/2021). Pihaknya mengatakan, anggapan Mendikbud yang berdasarkan data hasil riset UNICEF dan WHO bahwa anak memiliki kerentanan yang jauh lebih rendah terhadap infeksi Covid-19 dibanding orang dewasa tidak dapat dijadikan sebagai acuan penyelenggaraan PTM usai vaksinasi guru. "Apapun kelompok usianya, semua memiliki kemungkinan yang sama untuk terkena Covid-19 kalau kontak dengan kasus konfirmasi ya. Itu standar dalam Epidemiologi. Saat ini angka anak tertular Covid-19 memang rendah karena mobilitasnya tak setinggi orang dewasa, tetapi jika PTM dibuka bisa saja keadaannya berubah," tegas Windhu. Jika pembelajaran tatap muka dimulai secara simultan, Windhu memprediksi angka penularan Covid-19 kepada anak jumlahnya bakal setara orang dewasa. Oleh karena itu, ia menyarankan supaya tidak dibuka secara serentak melainkan dipetakan terlebih dulu. "Nanti dipetakan dulu wilayah-wilayah yang mana yang sudah terkendali dengan berbagai kriteria atau indikator Epidemiologi. Positivity rate di daerah yang bakal menggelar sekolah tatap muka harus di bawah 5 persen," terangnya. Selain itu, pemerintah harus menjamin bahwa dalam dua pekan berturut-turut angka penularan kasus dan angka kematian Covid-19 menurun. "Bukan naik turun ya kurvanya. Tapi angka penularan dan kasus kematian selama dua minggu berturut-turut harus menurun," pungkas Windhu. (mg-1/fer)

Sumber: