Jukir Cabul Perdayai Tiga Gadis Belia
SURABAYA - Berawal dari perkenalan game online HAGO, Andri Widodo (22), yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir ini malah kelewat batas. Pria kelahiran Dusun Puripan, Desa Bedingin, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan itu tega mencabuli tiga gadis yang masih di bawah umur. Perbuatan Andri dilakukan di Taman Nginden Intan, beberapa waktu lalu. Seorang korban adalah IND (15). Gadis yang tinggal di kawasan Semolowaru itu mendapat aib ketika berniat kopi darat (ketemuan, red) dengan Andri. Meski sempat berontak, korban tidak berdaya. Apalagi, pria sakit ini mengancam IND akan menyebarkan foto telanjangnya. Foto itu dikirim korban beberapa waktu sebelum bertemu dengan Andri. Aksi bejat Andri bermula saat keduanya berkenalan melalui game online HAGO. Di game tersebut terdapat fitur yang membuat para gamers bisa berkomunikasi via pesan singkat. Dari yang awalnya hanya chat biasa, hubungan keduanya menjadi intens dengan kerap berbalas pesan. Setelah korban merasa nyaman, Andri lalu meminta foto setengah telanjang terhadap korban. Korban sempat menolak permintaan Andri. Hanya saja, setelah dipaksa, IND akhirnya memberikan fotonya dalam kondisi setengah telanjang. “Setelah diberi foto, tersangka mengajak korban untuk ketemuan. Jika tidak mau, dia mengancam akan menyebarkan foto setengah telanjangnya,” kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni. Ruth mengatakan, karena ancaman tersebut, korban tidak bisa menolak ajakan Andri. Lalu korban dijemput oleh tersangka di depan gang rumahnya dan diajak ke Taman Nginden Intan. Setiba di lokasi sekitar pukul 00.30, Andri mencari tempat yang sepi untuk melakukan aksi tak senonohnya.. “Setelah melakukan aksi pertamanya, tersangka meminta lagi ke korban beberapa hari kemudian. Dengan modus sama mengancam akan menyebarkan foto jika korban menolak,” imbuh Ruth Karena diancam, IND menuruti kembali permintaan Andri. Namun kali ini tersangka membawa korban hingga larut malam. Ketika sampai di rumah, ayah korban, Moedjianto (53), marah karena selama keluar rumah, HP IND tidak bisa dihubungi. “Karena dimarahi habis-habisan oleh ayahnya, korban akhirnya mengaku kalau telah dicabuli oleh tersangka,” imbuh Ruth. Mendapat pengakuan anaknya, Moedjianto langsung naik pitam dan melaporkan pengakuan anaknya ke Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya dengan membawa barang bukti chat antara anaknya dengan Andri. Berbekal laporan itu, petugas dengan mudah menangkap tersangka di tempat kerjanya. Ruth menyatakan, jumlah foto korban yang setengah telanjang di HP Andri ternyata ada belasan orang. Penyidik masih mendalami dan mencari tahu identitas para korban tersebut. ”Nanti, korban kita minta membuat laporan. Itu akan memperberat hukumannya, sekaligus memberikan efek jera,” tandas Ruth. Sementara, Andri menjawab enteng saat ditanya alasannya mencabuli para korban. Dia berasalan hal itu hanya untuk hiburan saja. Selain itu, dia mengaku tidak punya uang kalau harus menyewa tempat untuk berbuat lebih, misalnya berhubungan badan. ”Saya khilaf,” singkat dia. Tersangka mengaku selama ini korbannya memang rata-rata masih anak-anak. Kebanyakan masih duduk di bangku SMP. Ada juga yang baru masuk SMA. Menurutnya, anak SMP maupun SMA lebih mudah dirayu dan diancam. Ketika ditanya apa pernah merayu wanita dewasa, tersangka menjawab tidak pernah. (fdn/nov)
Sumber: