Pemerintah Janjikan Beasiswa Bagi Anak Serda Ttu Harmanto Kru KRI Nanggala

Pemerintah Janjikan Beasiswa Bagi Anak Serda Ttu Harmanto Kru KRI Nanggala

Gresik, memorandum.co.id - Selain sang istri Eli Lailatul, para tetangga masih tidak menyangka bahwa Serda Ttu Harmanto menjadi salah satu korban dalam insiden kapal selam KRI Nanggala 402. Mereka sangat kehilangan. Pasalnya, korban dikenal sebagai pribadi yang baik dan dermawan.
Itu disampaikan Ketua RT 10 RW 5 tempat tinggal korban di Desa Tumapel, Kecamatan Duduksampeyan, Pujiono. Menurutnya, meskipun Harmanto adalah prajurit TNI, pria kelahiran Lamongan itu tidak pernah menyombongkan pekerjaannya.
"Beliau sangat baik, aktif di kegiatan-kegiatan masyarakat. Kalau tidak dinas, pasti main atau sekedar menyapa ke tetangga-tetangga. Makanya, waktu pertama kali tahu beliau berada di dalam kapal selam itu warga sini kaget. Semuanya doa untuk keselamatan pak Harmanto," katanya, Selasa (27/4).
Keluarga Serda Harmanto dan Eli Lailatul memang dikenal keluarga TNI. Bagaimana tidak, kakak dan adik Eli masing-masing anggota TNI AL dan AD. Begitupun keluarga Serda Harmanto. Bahkan putri keduanya, Kayla, saat ditanya cita-citanya nanti ingin menjadi KOAD.
Yang paling melekat, pria tiga orang anak itu dikenal sangat dermawan. Tanpa pikir panjang, ketika ada kegiatan kampung, pasti ia langsung turun membantu masyarakat. Kalau pun tidak bisa, ia pasti urun membantu pembiayaan. Hal itu yang membuat para tetangga masih tidak menyangka.
"Coro wong kampung yo kehilangan mas. Beliau sangat ramah dan dermawan," imbuhnya mengenang almarhum.
Ia bercerita, almarhum adalah seorang yang tidak bisa diam. Kalau di rumah, pasti ada saja yang dikerjakan. Mulai dari otak-atik sepeda motor dan mobil, hingga merenovasi rumahnya. "Beliau sangat aktif dan dekat dengan tetangga. Kadang juga saya guyoni kalau otak-atik motor terus," katanya sembari tersenyum.
Hal senada disampaikan Astuti. Tetangga perempuan itu menyebut meskipun Serda Harmanto sebagai pendatang yang mudah beradaptasi. Yang bersangkutan bahkan dikenal berhasil mendidik anak-anaknya.
"Anak-anaknya itu juara satu terus. Sampean lihat di rumahnya itu banyak piala. Anak pertama yang saat ini kelas dua SMA itu juara 1 terus, anak keduanya yang mau masuk SMP juga sama. Saya tau itu karena sepantaran dengan anak saya," kata Astuti.
Ia mengaku mengetahui korban termasuk kru KRI Nanggala 402 yang hilang pada Rabu (21/4) setelah ada petugas yang datang ke rumah korban. Setelah menerima informasi itu, sontak warga sekitar kaget dan berharap-harap cemas. Baru kemudian, Minggu (25/4) kapal dinyatakan tenggelam dan 53 kru termasuk Serda Ttu Harmanto dinyatakan gugur.
Informasi yang dihimpun, setelah mendapati kepastian kapal tenggelam dan awak kapal tidak ada yang selamat, Eli Lailatul menangis sejadi-jadinya. Diiringi air mata bercucuran di pipi, ia bahkan berusaha menghubungi korban terus menerus meskipun tidak mendapat jawaban. Begitupun dengan anaknya yang mengirimkan pesan namun tidak ada balasan.
Sementara itu, Selasa (27/4) pihak kecamatan dan dispendukcapil sudah mengirimkan akta kematian korban. Plt Camat Duduksampeyan, Suyono menyebut suasana sudah tidak seperti awal ketika kapal dinyatakan tenggelam. Meski setiap hari menerima kunjungan, Eli Lailatul saat ini terlihat lebih tegar dan menerima."Tadi waktu kesana beliau sudah bisa tersenyum. Kami juga turut berbelasungkawa atas kejadian ini," katanya.
Pria yang juga Camat Cerme itu mengatakan, pihaknya diperintah Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani untuk mendata anak-anak dari korban KRI Nanggala 402. "Ini disuruh data terlebih dahulu, nanti informasinya akan diberi beasiswa oleh pemerintah," tandasnya.(and/har)

Sumber: