Kesaksian Tetangga Kos Pembunuhan Perempuan Hamil, Bau Busuk Dikira Bangkai Tikus
Surabaya, memorandum.co.id - Penghuni rumah kos di Jalan Gayungan VII tidak menyangka bawa salah satu tetangganya, Jony Pranoto Kasum (27), menjadi tersangka pembunuhan istrinya, Putri Ima Camelia Sandy (26). Usai kejadian ini, kamar kos pasutri yang memiliki satu anak berusia 3 tahun itu dipasang garis polisi. Ada beberapa barang bukti yang diamankan petugas dari tempat tinggal berukuran 2 x 2 meter tersebut. Ada juga barang bukti yang dibuang tersangka di sumur dekat rumah kos. Diduga barang bukti tersebut adalah ponsel korban. Oleh karena itu, polisi menutup sumur tersebut masih dengan papan. Diketahui sebelumnya, pasutri Jony dan Putri sempat cekcok. Jony yang murka lalu membekap istrinya menggunakan bantal dan mencekik dengan tangan kosong hingga akhirnya tewas. Namun kejadian yang berlangsung di tempat tinggal ukuran 2 x 2 meter tersebut, tidak ada satupun tetangga yang mengetahuinya. "Tetangga kos tidak ada yang mendengar pertengkaran atau saat kejadian pembunuhan itu," kata Marlena (58) penghuni kos yang kamarnya bersebelahan dengan kamar pasutri satu anak. Perempuan yang telah kos satahun di Jalan Gayungan VII itu menyebut baru tahu kalau Jony adalah tersangka pembuhan ketika berbelanja di pasar. "Tadi pagi ada warga yang bilang pada saya, mengatakan bahwa Jony telah bunuh Putri (korban). Saya kaget, lho iya ta," tanya Marlena kepada seseorang yang menginformasikan berita pembunuhan itu. Kemudian ia baru percaya ketika petugas kepolisian memasang police line di pintu kamar kos yang dihuki pasutri tersebut. "Ada bapak-bapak polisi siang tadi (Jumat) memasang garis kuning di depan kamar tersebut. Dan ternyata telah terjadi pembunuhan di sini (kos)," Marlena yang terkejut mendengar kabar kejahatan itu. Diketahui sebelum jasad dibuang ke lahan kosong dekat Kantor PWNU, Jalan Masjid Agung Timur, Pagesangan, Jambangan, korban sempat dianiaya dengan dicekik di kamar kos hingga akhirnya tewas, Senin (19/4). Perempuan asal Malang ini mengaku bahwa setelah kejadian itu istri tersangka sama sekali tidak terlihat. "Biasanya pagi berangkat kerja. Sore, terkadang juga malam pulang. Namun sejak Senin itu sama sekali tidak melihatnya," ungkapnya. Tiga hari kemudian, lanjut perempuan dengan potongan rambut pendek itu, tercium aroma busuk dari lingkungan kos. Bau seperti bangkai itu semakin menyengat dari salah satu kamar penghuni kos. Karena terganggu dengan aroma busuk tersebut pengguni kos lain, Siti Khotomah (44), menanyakan muasal aroma busuk itu. "Bau busuk itu tercium dari kamar Jony. Saya tanya kepada dia (Jony), lalu bilang pada saya bahwa bau itu dari bangkai dua bangkai tikus di kamar," cakap Siti di lokasi yang sama. Kemudian oleh Jony, pintu yang sebelumnya tertutup beberapa hari itu akhirnya dibuka setengah. Bau itu semakin menjadi-jadi. Disinggung mengenai Jony yang membuang mayat istrinya di lahan kosong di sekitar PWNU, Jalan Masjid Agung Timur, Marlena sama sekali tidak melihat ada aktivitas Jony yang mencurigakan. "Kami tidak melihat jika Jony membawa jasat istrinya saat dibuang. Padahal kita-kita (tetangga) kalau malam hari ya masih bangun," tegas dia. Atas kejadian ini, Marlena tidak menyangka jika Jony nekat melakukan perbuatan keji tersebut. Sebab, selama bertetangga dengan pasutri tersebut tidak pernah melihat ada pertengkaran. "Dulu sempat bertengkar, ada laki-laki yang datang ke kos. Tapi tidak tahu saya apa penyebabnya," ujar Marlena. Pasutri tersebut dikenal jarang berkomunikasi dengan warga kos. Diketahui Jony setiap harinya bekerja di depot air minum. Sementara istrinya, bekerja di sebuah jasa ekspedisi. "Keduanya tertutup. Kalau pulang kerja ya langsung masuk kamar gitu. Jony bisanya ngantar-ngantar galon menggunakan tosa," akunya. (alf)
Sumber: