Inspirasi Kartini, Jadi Perempuan Tangguh

Inspirasi Kartini, Jadi Perempuan Tangguh

Malang, memorandum.co.id - Lahirnya tokoh nasional, Raden Adjeng Kartini Joyo Adiningrat atau lebih dikenal RA Kartini, telah mengubah wajah Indonesia. Lebih khusus kepada kaum hawa, dan para remaja putri. Menumbuhkan inspirasi dan semangat dalam berkarya. Memaksimalkan potensi diri dalam bidang maupun profesi yang dijalani. Kasubbag Humas Polresta Malang Kota Iptu Ni Made Seruni Marhaeni memahami betapa berat perjuangan tokoh RA Kartini. Dengan semangat dan kerja kerasnya, untuk persamaan hak kaum wanita. "Raden Adjeng Kartini, tokoh yang ispiratif ya. Menjadi cikal bakal perjuangan kaum perempuan. Utamanya dalam persamaan gender. Menumbuhkan semangat wanita dalam berkarya. Semua dilakukan dengan iklas dan pengorbanan," terang Marhaeni. Ia berharap, perempuan masa kini bisa menelandani semangat dan perjuangan RA Kartini. Dengan kerja keras dan pengorbanannya, demi untuk memberikan kemanfaatan bagi masyarakat banyak. Indonesia harua berbangga atas peran wanita kelahiran Jepara, Jawa Tengah itu. Menurutnya, sebagai perempuan, tidak boleh kalah dalam berkarya. Karya apa saja, wanita harus tetap mengambil peran. Karena itu, jika memiliki kemampuan dan kecerdasan tertentu, harus dipupuk dan diasah. Tidak mudah putus asa dalam menggapai keinginan. Menikmati proses, untuk sebuah hasil sebagaimana yang diharapkan. "Di Mako Polresta Malang Kota ini, banyak polwan yang memiliki keahlian tertentu. Bahkan ada yang segera tugas di luar negeri. Tepatnya ke Sudan. Tetap semangat mengejar karir. Mengisi emansipasi wanita yang telah diperjuangkan Ibu Kartini. Harus jadi polwan yang tangguh," lanjutnya. Polwan Makota ini, tambah Marhaeni senantiasa menjalani keahlian khusus. Sebut saja seperti untuk mengemudikan motor besar atau moge, bela diri, menembak hingga hingga raimas (pengurai masa) dan beberapa keahlian lainya. Namun demikian, anggota yang asli dari Bali ini berpesan, bahwa sebagai perempuan tetap tidak lepas dari qudratnya. Bahwa, tanggung jawab sebagai ibu rumah tanggga, tidak ditinggalkan. Tetap humanis dalam bertindak mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat. "Secara umum, banyak perempuan yang bisa melaksanakan tugas yang biasa dilakukan laki laki. Namun, ada hal yang bisa dilakukan perempuan, namun tidak bisa dilakukan laki laki. Terima kasih Bu Kartini," pungkas perempuan yang segera menjalani purna tugas ini. (edr)

Sumber: