Ramadan, Fenomena Gepeng di Gresik Kian Marak

Ramadan, Fenomena Gepeng di Gresik Kian Marak

Gresik, memorandum.co.id - Kehadiran gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Santri menjadi fenomena yang tak terelakan. Di momen Ramadan, aktivitas mereka semakin getol. Bahkan, sangat mudah ditemui, mulai di persimpangan jalan, depan warung atau toko, tepi jalan dan tempat umum lainnya. Para gepeng itu muncul dengan modus yang beragam. Ada yang mengamen ala kadarnya, membawa bayi atau anak kecil bahkan ada yang menyamar sebagai pemulung dengan membawa gerobak sampah sebagai tempat tinggalnya. Seperti yang terlihat di area kompleks Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Kamis (15/4/2021). Area yang notabene ramai dengan hiruk pikuk masyarakat itu menjadi ladang subur bagi aktivitas gepeng. Mereka banyak ditemui lalu lalang di sana. Fenomena ini pun mendapat respons anggota dewan. Ketua Komisi IV DPRD Gresik yang membidangi Kesejahteraan Rakyat, Mochammad menyebut belum ada penindakan yang tepat sasaran dalam menghilangkan fenomena yang dianggap sebagai sampah masyarakat itu. Sejauh ini, meskipun razia sudah kerap kali digelar, gepeng seperti sudah menjamur. Habis dirazia datang lagi. Berulang dan terus seperti itu. Pihaknya pun meminta instansi terkait untuk mengambil tindakan tegas. Jika mereka berasal dari luar daerah maka harus dikembalikan ke tempat asal. "Jika dari daerah kota (Gresik, red) malah wajib untuk dilakukan pembinaan dengan pembekalan padat karya. Dan jika kembali terjaring razia, sanksi tegas harus ditegakkan," ujar wakil rakyat dari dapil II (Duduksampeyan dan Cerme) itu. Kota Pudak sendiri sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) No 15 Tahun 2013 tentang Ketenteraman dan Ketertiban Umum. Di mana segala aktivitas meminta-minta di tempat umum, jalanan dan tempat ibadah itu dilarang. Ancaman hukumannya tiga bulan kurungan atau denda Rp 50 juta. "Pihak-pihak terkait harus segera berkoordinasi, karena gepeng merupakan simbol kemalasan dan kemiskinan. Agar juga tidak muncul stigma seolah Gresik tidak bisa mengatasi kemiskinan," tutupnya. Sementara itu, Kasatpol PP Gresik Abu Hassan menyebut fenomena ini menjamur karena momen bulan puasa dimanfaatkan mayoritas masyarakat untuk banyak-banyak bersedekah atau berbagi. Sayangnya, itikad baik ini dimanfaatkan orang-orang malas untuk mengais rejeki dengan meminta-minta. "Alangkah baiknya semangat bersedekah melalui lembaga amil zakat yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga tidak memicu kehadiran fenomena seperti ini dan tentunya agar lebih tepat sasaran," ucapnya. Pihaknya berkomitmen akan menggencarkan operasi cipta kondisi selama Ramadan 1442 Hijriah. Tentunya menggandeng TNI-Polri dan pihak lainnya untuk membentuk personel gabungan. (and/har/fer)

Sumber: