Spesialis Gizi RS Siloam: Lapar Setelah Sahur Itu Normal
Surabaya, memorandum.co.id - Dalam menjalankan ibadah puasa bagi umat muslim, terkadang tubuh akan merasa lapar beberapa jam setelah sahur, namun kembali normal, kembali lapar dan merasa baik-baik saja menjelang waktu berbuka puasa. Akan hal itu, dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit (RS) Siloam Gubeng Surabaya dr Hidayat Wiriantono mengatakan bahwa kondisi tersebut normal adanya dialami tubuh saat berpuasa. Menurutnya, rasa lapar yang muncul setelah 2 sampai 4 jam setelah sahur disebabkan karena makanan di tubuh mulai habis dan insulin dalam tubuh turun, sehingga hormon kemudian memberitahu otak bahwa lambung sudah kosong dan menuntut untuk diisi. "Itu normal dialami semua orang yang berpuasa. Stelah empat jam ini, tubuh akan mengeluarkan cadangan energi yang biasanya tersimpan dalam tubuh tergantung jenis dan kuantitas makanan yang kita konsumsi. Ketika puasa masuk 10 jam lemak mulai dipecah sehingga kadarnya akan mulai meningkat dan dua jam kemudian tubuh kembali segar," terang Hidayat, Selasa (13/4/2021). Hidayat meyakini, bahwa berpuasa dapat mengobati resistensi ini, menyebabkan insulin yang tadinya resisten menjadi sensitif kembali sehingga keseluruhan proses metabolisme dalam tubuh bekerja lebih baik. Selain itu, kegiatan yang menjadi rutinitas umat Islam selama Ramadan ini juga bisa menjadi sarana modalitas mengatasi kebiasaan buruk misalnya merokok, kopi berlebihan dan bahan-bahan kimia yang sifatnya stimulatif. "Pemain penting dalam tubuh yang menjadi penyebab berbagai faktor inflamasi yakni insulin dan kadar gula darah. Keduanya back to back, ketika gula darah naik insulin juga akan naik," jelasnya. Menurutnya, poin terpenting saat berbuka puasa dan sahur adalah memastikan kebutuhan zat gizi harian terpenuhi. Masyarakat perlu mengetahui kebutuhan energi total dalam sehari dan komposisi zat gizi makronya. Hidayat menyarankan menu sahur lengkap gizi dengan protein dan serat yang cukup, mengandung lemak baik dan mengupayakan tanpa pengolahan makanan dengan digoreng, juga mengurangi makanan yang tinggi garam karena membuat lebih haus ketika berpuasa. "Pastikan sumber karbohidrat berasal dari bahan karbohidrat kompleks dan sedapat mungkin hindari karbohidrat sederhana, seperti gula dan sirup. Dengan begitu kita tidak perlu terlalu banyak mengkonsumsi menu sahur, karena 30 sampai 40 persen dari kebutuhan energi harian sudah tercukupi," paparnya. Pada saat berbuka puasa sebaiknya utamakan mengkonsumsi buah-buahan dengan asupan serat yang cukup. Buah kurma sangat baik untuk menu berbuka puasa, begitu pula buah-buahan lainnya. "Buah-buah ini tidak perlu dibuat dalam bentuk jus. Kurma dapat juga dicampur di dalam oatmeal dan susu almond, menjadi overnight oats atau juga bisa menambahkan kacang-kacangan agar semakin lengkap proteinnya," ujar Hidayat. Pihaknya juga mengingatkan, bahwa kita perlu memastikan asupan cairan terpenuhi selama berpuasa karena dapat menyebabkan dehidrasi ringan sampai sedang, dengan cara memenuhi mayoritas kebutuhan cairan saat berbuka hingga menjelang tidur. "Saat sahur, penuhi 750 mililiter cairan dan sisanya dapat dipenuhi saat berbuka hingga menjelang tidur. Jangan minum langsung dalam jumlah banyak sekaligus ya. Minumlah secara bertahap, sering berwudu, dan basahi wajah dan kulit lainnya agar kulit tidak kering," pungkas Hidayat. (mg-1/fer)
Sumber: