Menolak Supplier Luar, Agen-46 Kecamatan Perak Bertekad Mandiri

Menolak Supplier Luar, Agen-46 Kecamatan Perak Bertekad Mandiri

Jombang, memorandum.co.id - Menolak distribusi komoditas bantuan pangan nontunai (BPNT) dari supplier luar, paguyuban agen-46 Kecamatan Perak, bertekad untuk melakukan pengadaan barang mandiri. Sikap ini dinyatakan saat proses evaluasi yang diikuti oleh puluhan penyalur bantuan di Desa Temuwulan, Kecamatan Perak. Diungkapkan perwakilan paguyuban agen-46 Kecamatan Perak Muchlison, bahwa mengaca dari distribusi pada bulan-bulan sebelumnya, agen mengalami sejumlah kendala. “Dengan adanya penunjukkan agen yang notabene dari luar wilayah Kecamatan Perak, cukup menimbulkan sejumlah kendala. Paling utama yakni ketika ada komoditas yang rusak (return, red), kami dihadapkan pada molornya jadwal penggantian terhadap KPM,” ungkapnya, Jumat (9/4/2021). Dengan kondisi itu, lanjutnya, agen harus berhadapan dengan keluarga penerima manfaat (KPM). “Inilah salah satu yang menjadi bahan pertimbangan bagi kami. Sebab saat penyaluran bantuan ada komoditas yang harus diretur, mereka (KPM) harus menunggu barang dikirim ulang oleh supplier,” lanjutnya. Dikejar terkait jumlah KPM di Kecamatan Perak, Muchlison menyebut awalnya 3.900 penerima. Namun setelah adanya perbaikan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), jumlahnya menjadi 3.200 KPM. “Dari total 13 desa yang ada di Kecamatan Perak, total ada sebanyak 3.900 KPM. Setelah ada perbaikan DTKS, jumlahnya berkurang sekitar 700 KPM saat ini,” bebernya. Untuk menyalurkan bantuan kepada ribuan KPM tadi, total ada sebanyak 17 agen-46 yang tersebar di 13 desa. Dan dapat dipastikan, merekalah yang selama ini bersentuhan langsung dengan masyarakat ketika ada komoditas yang tidak sesuai. “Prinsipnya penyaluran bantuan mengacu pada 6T. Yakni epat asaran, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dan tepat administrasi,” sambung pria paruh baya itu. Ditegaskan olehnya, tekad untuk menempuh pengadaan komoditas secara mandiri sebenarnya bukan hanya disepakati saat evaluasi hari ini. Namun sudah terjadi pada waktu evaluasi pada kesempatan sebelumnya. “Niat kami hanya ingin memberdayakan perekonomian lokal, karena memang dari awal ada sejumlah pelaku usaha yang terlibat. Namun semua ditinggal, ketika ada penunjukkan supplier pengganti beberapa waktu lalu,” tegas Muchlison. Sementara itu, Camat Perak Widiono mengaku jika kedatangan jajaran forkopimcam saat agenda evaluasi lebih karena pertimbangan kondusifitas. Kalaupun puncaknya paguyuban agen-46 sepakat untuk melakukan pengadaan komoditas secara mandiri. Ia tak menampik jika yang mendorong keinginan tadi adalah empati dari pengusaha lokal Perak yang dulu ikut ‘mbabat alas’. “Yang jelas kedatangan kami hanya pertimbangan kondusifitas, karena ada keinginan agen untuk memberdayakan ekonomi lokal. Dan memang harus diakui, keingingan mereka semata-mata empati dari yang dulunya turut dalam distribusi awal,” tegasnya. (wan/fer)

Sumber: