Kala Nikah Dini Jadi Solusi Pelajar SMA (1)

Kala Nikah Dini Jadi Solusi Pelajar SMA (1)

Keperawanan Yanti Terbang di Pekat Kenjeran

Masa muda adalah masa terindah. Semua orang pasti pernah merasakan manisnya kehidupan ketika kita masih berada pada fase tersebut. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Yanti (nama samaran). Akibat kecerobohannya, masa-masa mudanya hilang begitu saja. Ia terpaksa menikah dini akibat hamil duluan dengan sang pacar yang juga teman sekolahnya, Kukuh (nama samaran juga). Saat itu ia masih duduk di bangku sekolah tepatnya kelas tiga di salah satu SMA swasta di Surabaya. "Umurku waktu itu masih 18 tahun," kata Yanti mengawali ceritanya. Kecelakaan tersebut terjadi saat Yanti menjalani semester pertama sekolahnya. Seperti pada umumnya orang berpacaran, Yanti dan Kukuh selalu pergi di setiap malam Minggu. "Setiap malam Minggu Kukuh selalu menjemputku. Kami jalan-jalan keliling kota. Atau terkadang ke mal," kenangnya. Hingga suatu ketika Kukuh mengajak Yanti mengunjungi Kenjeran. Sesampai di sana Kukuh ternyata bersikap nakal kepada Yanti. "Kebetulan suasana agak sepi waktu itu. Dia terus menggodaku hingga membuat aku terlena. Tak seperti biasanya, malam itu ia nakal. Aku tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya. Yanti yang sudah mabuk kepayang karena jatuh cinta sama Kukuh akhirnya merelakan Kukuh merenggut keperawanannya. "Kebablasan," tuturnya. Sejak kejadian itu Yanti merasa waswas. Takut hamil. Tetapi semua itu ditepis demi untuk menenangkan pikiran. Sebulan kemudian hal yang Yanti takutkan akhirnya terjadi. Yanti terlambat bulan. Ia semakin cemas dengan keadaannya. Di tengah kegalauan akhirnya Yanti membeli test pack. "Ternyata benar. Aku hamil. Aku lantas minta pertanggungjawaban Kukuh. Kami terpaksa harus keluar dari sekolah," ungkapnya. Setelah itu pertemuan antarorang tua terjadi. Ayah Yanti sebetulnya marah besar. Tetapi apa mau di kata. Nasi sudah menjadi bubur. Para orang tua akhirnya merelakan anak-anaknya menikah usia muda. "Kami pun menikah. Umur kandunganku saat itu dua bulan. Banyak teman yang mempertanyakan keputusanku menikah. Berbagai alasan kebohongan kusampaikan kepada mereka," kata dia. Awalnya pernikahan berjalan baik-baik saja. Yanti kemudian melahirkan seorang bayi laki-laki. Mereka pun berbahagia. Saat itu Yanti dan Kukuh tinggal di sebelah rumah orang tua. Kebetulan rumah yang ditempati milik orang tua Yanti. "Saat itu, aku bahagia sekali. Kehidupanku semakin lengkap dengan adanya anak di rumah tangga kami," ujarnya. (mg5/jos, bersambung)   Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: