Khofifah Kagum IKM Shuttlecock Lamongan
Lamongan, Memorandum.co.id -Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa dalam lawatannya ke Kabupaten Lamongan didampingi oleh BupatiYES, Minggu (4/4) dibuat kagum dengan Industri Kecil Menengah (IKM) Shuttlecock di Desa Sidodadi KecamatanLamongan. Bagaimana tidak, menurut Khofifah industri shuttlecock yang biasanya diproduksi berbasis wilayah tidak punya merek, tapi di Kabupaten Lamongan bahkan mempunyai dua merek. “Lamongan ini luar biasa karena bisanya industri semacam ini yang berbasis wilayah dan dikerjakan oleh hampir orang satu desa tapi tidak punya merek. Tapi di Lamongan satu produk punya 2 brand, yaitu Mixmax dan LA Cock. Ini adalah hal yang luar biasa,” ungkap Khofifah. Dalam kegiatan yang bertajuk Gowes Pemulihan Ekonomi ini, Khofifah berharap industri shuttlecock di Lamongan ini terus terjaga dan semakin maju. Beliau meminta Bupati YES untuk terus memberikan pendampingan dan penguatan terhadap industri kecil dan menengah semacam ini. “Ini adalah kegiatan gowes pemulihan ekonomi di mana sudah hampir 80 persen daerah di Jatim yang sudah disapa. 56,94 atau hampir 57 persen tulang punggung PDRB Jatim adalah sektor UMKM di mana salah satunya adalah IKM di bidang shuttlecock,” imbuh Khofifah. Pada kesempatan yang sama Bupati YES mengungkapkan, IKM milik Edi Suyanto yang juga Kepala Desa Sidomukti ini telah beroperasi sejak tahun 2005 dan telah mampu menyerap120 tenaga kerja yang terbagi dalam bekerja di tempat dan di rumah. “Salah satu IKM di Kabupaten Lamongan yang sudah mulai bergairah lagi yakni IKM shuttlecock ini. Ini selaras dengan program kita yakni menggairahkan Kembali UMKIM dengan Gerakan #AyoBeliProdukLamongan agar UMKM bangkit di masa pandemi seperti ini,” Ungkap Bupati YES. Pemilik usaha shuttlecock, Edi Suyanto mengungkapkan bahwa IKM miliknya sudah banyak menggunakan mesin otomatis. Termasuk alat penguji produk dengan pemasaran melalui pihak ketiga di mana yang terbesar adalah Jakarta dan Makassar. Edi Suyanto ingin mengembangkan area pemasaran namun masih terkendala sarana penambahan peralatan produksi. (*/gus)
Sumber: