Catut Nama Dispendikpora Tulungagung untuk Tipu-tipu
Tulungagung, memorandum.co.id - Modus tipu-tipu dengan mencatut nama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung untuk mengelabuhi sejumlah kontraktor terkuak. Itu setelah pihak Dispendikpora Tulungagung mendapatkan telepon dari para kontraktor, menanyakan mengenai permintaan uang. Kepala Dispendikpora Tulungagung Haryo Dewanto membenarkan adanya upaya tipu daya itu. Dirinya kaget ketika menerima telepon dari salah seorang kontraktor yang mengatakan, sedang menyiapkan uang sesuai permintaan dari seseorang yang mengaku staf Dispendikpora Tulungagung. Dalam sambungan telepon itu kemudian Haryo mengatakan jika itu semua tidak benar. Pihaknya tidak pernah menyuruh siapapun untuk mencarikan uang, dengan dalih dipinjam sebentar oleh dispendikpora. "Saya itu tahunya dari kenalan yang menelepon saya. Katanya saya menyuruh orang untuk menelpon dan minta-minta uang. Tidak benar itu. Langsung saya katakan jangan digubris," tegas Haryo, Rabu (31/3/2021). Kemudian Haryo mendapatkan beberapa rekaman telepon dari seseorang yang mengaku staf dispendikpora. Suara dalam rekaman, seorang laki-laki dengan logat daerah tertentu menawarkan proyek sistem penunjukkan langsung (PL) kepada kontraktor. Yaitu proyek dengan nilai di bawah Rp 200 juta. Usai ditawari, kontraktor tersebut dikode untuk menyebutkan kesiapannya mengerjakan proyek yang dimaksud. "Nah ini setelah dibilang menang melalui PL, langsung dikode kesiapannya. Ya sekali lagi saya pastikan itu tidak ada yang minta-minta itu," ucapnya. Kemudian dalam rekaman lainnya, laki- laki yang sama kembali menghubungi salah satu kontraktor, mengabarkan telah memenangkan tender pengerjaan proyek di Dispendikpora Tulungagung. "Ada lagi yang katanya sudah menang tender, kemudian diminta bagi-bagi rejeki. Disuruh menyiapkan uang dan ditunggu 15 menit harus sudah ada keputusannya," ungkap Yoyok. Selanjutnya dengan alasan akan ada kunjungan dari kementerian dan pemerintah pusat, laki-laki dalam rekaman tadi meminta bantuan kontraktor, supaya menyiapkan ongkos transport dan biaya akomodasi untuk pejabat pusat dan pejabat kementerian. "Disuruh menyiapkan Rp 35 juta. Ini tidak benar. Dan kalau sudah ada yang tertipu silakan melapor," ucapnya. Atas kejadian ini, Haryo meminta semua pihak berhati-hati ketika menerima telepon dari seseorang yang mengaku staf Dispendikpora Tulungagung. Apalagi kemudian dengan alasan proyek, ujung- ujungnya meminta sejumlah uang. (fir/mad/fer)
Sumber: