Menggugat Cerai karena Sering Jadi Korban KdRT

Menggugat Cerai karena Sering Jadi Korban KdRT

Rena (nama samaran) menggugat cerai Saiful (nama samaran juga) gara-gara tidak kuat lagi menghadapi tabiat suami yang sering main tangan saat cekcok. Selama 12 tahun pernikahan mereka, Saiful tidak pernah sekali pun membahagiakan Rena. Apalagi, saat ini mereka mempunyai tiga anak. "Aku cuma diberi Rp 12.000 sebulan, bagaimana bisa cukup untuk menghidupi keluarga?" keluhnya. Selain nafkah yang kurang, Rena sangat benci terhadap kelakuan Saiful yang kerap keluar malam dan ketika pulang selalu bau minuman keras.  "Pulang-pulang mabuk. Ngomongnya ngelantur ke mana-mana. Jika diberi tahu selalu kasar. Aku dipukuli," katanya, sedih. Kelakuan Saiful sengaja dibiarkan. Rena akhirnya menganggap hal tersebut biasa karena memang setiap hari perlakuan Saiful seperti itu. "Akhirnya aku biarkan saja. Aku lebih baik diam. Karena jika aku mencoba menasihatinya, dia akan berlaku kasar lagi," ujarnya. Hingga pada puncaknya, menginjak pada tahun ke-10 pernikahannya, perlakuan Saiful sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Waktu itu ia pulang dalam keadaan mabuk. "Aku yang sedang tidur dengan anakku yang paling kecil diseret keluar kamar," katanya. Rena langsung dipukuli. Rena yang belum sepenuhnya sadar dari tidurnya hanya bisa menangis. "Akibat pukulan Saiful, badanku sakit semua. Satu pukulan ke wajah  membekas. Lebam membiru," tuturnya. Keesokan harinya, saat Saiful belum terbangun, Rena mengemasi barang-barangnya dan pergi ke rumah orang tua. Rena sudah tidak kuat lagi hidup bersama Saiful. Ia memutuskan akan menggugat cerai suaminya itu. "Aku sudah tidak kuat hidup bersamanya. Setiap saat jadi korban KdRT (kekerasan dalam rumah tangga, red). Lebih baik hidup sendiri," katanya. Semenjak kepergian Rena dari rumah, Saiful tidak sekali pun mencarinya. Hal itu berlangsung lebih dari dua tahun. Hingga pada akhirnya Rena menggugat cerai Saiful di pengadilan agama (PA). (mg5/jos)   Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: