Tiga Calon Rebutkan Dekan FIA UB

Tiga Calon Rebutkan Dekan FIA UB

Malang, memorandum.co.id - Tiga calon dekan Fakuktas Ilmu Administrasi (FIA) akan bertarung dalam pemilihan dekan (pildek) di gedung Gelanggang Olah Raga FIA UB, Kamis (1/4/2021). Ketiganya, Ketua Jurusan Administrasi Publik Andy Fefta Wijaya MSA PhD, Kaprodi S2 Administrasi Publik 2016-2020 Dr Irwan Noor MS, dan Ketua Lab Governance Dr MR Khairul Muluk MSi. Ketua panitia penjaringan Pemilihan Dekan Dr Hermawan MSi menerangkan, ada beberapa persyaratan untuk menjadi calon dekan. Di FIA ada lima orang yang sudah memenuhi persyaratan. Namun, hanya tiga orang yang mengajukan kesiapan untuk mengikuti pildek periode 2021-2025. "Pelaksanaan Pildek tanggal 1 April. Sesuai Peraturan Rektor (Pertor) nomor 3, meskipun di masa pandemi, tapi pilihan harus secara langsung. Kerena itu, jika pemilih tidak hadir, ya tidak bisa memilih," terangnya, Senin (29/3/2021). Meskipun, lanjutnya, kalau dilaksanakan dengan daring, pihknya mengaku secara infrastruktur sudah siap. Namun, pihaknya menjalankan apa yang menjadi Pertor nomor 3. "Dalam peraturan menyebutkan pemilihan dekan dapat dilaksanakan, setelah ada minimal tiga orang yang mengembalikan formulir dan menyatakan bersedia dicalonkan. Selain itu, pemllih harus hadir," lanjutnya. Rencananya, lokasi pemilihan di Gedung Gelanggang Olah Raga FIA. Teknisnya, bisa dengan drive thru dan right thru  (dengan bilik suara). Dan yang pasti, dilaksanakan dengan protokol kesehatan. "Untuk saat ini, jumlah pemilih sekitar 151. Tapi masih ada kemungkinan berubah. Karena ada satu yang perlu klarifikasikan lagi," lanjutnya. Sementara itu, Dekan FIA UB Prof Dr Bambang Supriyono MS menerangkan, bahwa di UB ada empat fakultas yang akan melaksanakan pemilihan dekan. "Kami yang pertama dalam hajar politik internal FIA ini. Jadi esensinya, dari FIA, oleh FIA untuk FIA. Pemilihnya, para dosen FIA. Namun, juga ada dari perwakilan fakultas lain," terangnya. Ditambahkanya, FIA telah mendapatkan tiga calon yang memenuhi syarat. Tentunya dengan masing-masing kelebihan. Menurutnya, tantangan ke depan memang tidak mudah. Karena persaingam tidak saja kampus dalam negeri, namun juga luar negeri. "Tantangan saat ini adalah globalisasi, karena bersaing juga dengan luar negeri. Selain itu, FIA adalah yang tertua. Tidak kalah penting adalah saat ini sudah di era digital," pungkasnya. (edr/fer)

Sumber: